Ekonomi

Konawe Utara, Lim Dong Pyo: Ini Menjadi Kampung Halaman Kedua Kami

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Bupati Konawe Utara Konut Ruksamin berharap pembangunan pabrik smelter ini bisa memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal di Konut, terutama dengan membuka lapangan pekerjaan baru.

“Mohon doa dan dukungan masyarakat Konut agar semua pembangunan berjalan lancar sesuai yang diharapkan kita semua. Ini merupakan kado HUT ke-11 Konut yang kami persembahkan untuk warga Konut,” tutur Ruksamin saat hadir dan menyaksikan proses peletakan batu pertama bersama Direktur Pengembangan Wilayah Industri I Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan di Jakarta, Rabu (17/1/2018).

Sementara itu, Lim Dong Pyo mengungkapkan, pihaknya antusias dan optimistis dalam berinvestasi di Indonesia khususnya di Konut.

“Kami senang dengan sambutan masyarakat di sini. Ini menjadi kampung halaman kedua kami. Karena sambutan yang sangat luar biasa ini, kami ingin lebih cepat membangun pabrik smelter nikel di Konut,” ujarnya.

Sejak MBG berdiri selama sembilan tahun di Korsel, Indonesia tercatat sebagai negara ketiga lokasi investasi smelter setelah Amerika dan Rusia. Untuk investasi smelter di Konut ini, pihaknya telah berkoordinasi dan mendapat rekomendasi langsung dari Presiden Korsel.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

Tidak hanya membangun smelter, menurutnya, investasi MBG Group akan juga merambah sektor lain seperti tambak udang, pendidikan dan pelatihan untuk para petani, serta pengiriman mahasiswa lokal berprestasi untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi di Korsel.

“Kami berharap dengan kerja sama ini memberikan lapangan kerja besar buat seluruh masyarakat dan juga bagi mahasiswa asal Konut yang akan melanjutkan pendidikan di Korsel,” tandasnya.

Pembangunan pabrik smelter di dalam negeri berjalan cukup baik, terutama yang berbasis logam. Apalagi, Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan industri smelter berbasis logam karena termasuk dari 10 besar negara di dunia dengan cadangan bauksit, nikel, dan tembaga yang melimpah.

Untuk pengembangan industri berbasis mineral logam khususnya pengolahan bahan baku bijih nikel, saat ini difokuskan di kawasan timur Indonesia. Misalnya, di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah, Kawasan Industri Bantaeng, Sulawesi Selatan dan Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara.

Pewarta/Editor: Achmad S.

Related Posts