Hukum
Komnas HAM Tangani 75 Kasus Intoleransi
Published
5 years agoon
Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) M Imdadun Rahmat/Foto Nusantaranews
NUSANTARANEWS.CO – Komnas HAM Tangani 75 Kasus Intoleransi. Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) M Imdadun Rahmat, mengatakan, pihaknya kini tengah menangani 75 kasus berkenaan dengan intoleransi terhadap kerukunan antar umat beragama. Sebanyak 15 kasus berkaitan dengan pendirian masjid dan mushola.
“Kelima belas kasus itu ada di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), Sumatera Utara, Bali, Sulawesi Utara dan Papua,” kata Imdadun, Kamis (14/7).
Sementara itu untuk kasus serupa yang menyangkut umat beragama lain ada 60 perkara. Antara lain ada yang berkaitan dengan pura, gereja, hingga pasujudan penghayat keyakinan.
“Rata-rata kasus itu sudah ada sejak 10 tahun lalu, jadi kasus ini mangkrak,” ujarnya.
Saat ini, kata Imdadun, kita tengah menghadapi masalah pelik mengenai toleransi umat beragama. Keadaan ini diperparah dengan sikap masyarakat yang belum sadar arti penting pluralisme.
Menurut Imdad yang juga Spesial Raportur Khusus Kebebasaan Umat Beragama itu mengatakan, ada beberapa motivasi mengapa intoleransi umat beragama ini tak kunjung hilang. Pertama, aspek teologis. Beberapa kelompok tertentu dinilai terlalu semangat mempraktekkan ajaran agamanya sendiri. “Sehingga offshet,” sambungnya.
Motivasi berikutnya, agama ditunggangi kepentingan politik, yakni untuk mencari dukungan-dukungan politik, misalnya saat pemilihan kepala daerah. “Jadi saat musim Pilkada itu ada sweping rumah ibadah, agama ditunggangi politik,” kata dia.
Berikutnya adalah motivasi ekonomi. Kata Imdad, ada juga perebutan pengaruh di internal agama tersebut. “Jadi tidak ada sebab tunggal,” ungkapnya.
Untuk menyelesaikanya, kata Imdad, harus dari dua arah. Pertama dari sisi pemerintah sebagai penanggungjawab hak masyarakat yang didorong oleh Komnas HAM. Kemudian dari sisi masyarakat juga didorong mendapatkan edukasi supaya tidak mempertahankan intoleransinya.
“Kita harap dunia pendidikan juga memberikan kontribusi. Dan juga tokoh politik memberikan kesadaran bernegara secara khusus kepada yang menolak itu,” tandasnya. (Achmad)
You may like
Terbaru
Ketahuan, Amerika Jarah Minyak Suriah Untuk Dikirim ke Israel
NUSANTARANEWS.CO, Damaskus – Ketahuan, Amerika jarah minyak Suriah untuk dikirim ke Israel, lapor Press TV, Sabtu (23/10. Mengutip mantan diplomat...
Mengintip Kedahsyatan Heli Serbu Ringan Produksi PT Dirgantara Indonesia
NUSANTARANEWS.CO – Mengintip kedahsyatan heli serbu ringan produksi PT Dirgantara Indonesia. Dalam sebuah latihan tempur di Puslatpur Kodiklatad Baturaja, Sumatera...
Perang Yaman: Yaman Negeri Kaya Dengan Sumber Daya Alam Melimpah di Jazirah Arab
NUSANTARANEWS.CO – Perang Yaman: Yaman negeri kaya dengan sumber daya alam melimpah di Jazirah Arab. Laut Merah telah lama menjadi...
Ayah dan Kecerdasan Sosial Anak
NUSANTARANEWS.CO – Ayah dan kecerdasan sosial anak. Keluarga menjadi tempat sosialisasi pertama yang dikenal seorang anak dalam tahap perkembangannya. Oleh...
Inovasi Pembangkit Listrik Oleh Satgas Pamtas Yonif 516/CY Untuk Warga Perbatasan
NUSANTARANEWS.CO, Boven Digoel – Inovasi Pembangkit Listrik dari Satgas Pamtas Yonif 516/CY untuk warga perbatasan. Satgas Pamtas di perbatasan Indonesia-Papua...
Terpopuler
- Gaya Hidup3 days ago
37% Warga Jerman Melakukan Hubungan Seks dengan Orang yang Tak Dikenal
- Kesehatan5 days ago
Studi: Postur Duduk Tegak Dapat Mengobati Stres
- Gaya Hidup5 days ago
4 Cara Tepat Menyikapi Pertengkaran dengan Pasangan
- Kesehatan5 days ago
Mengejutkan, Konsumsi Semangka Bantu Kulit Tampak Awet Muda