
NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Subkomite Investigasi KNKT, Nurcahyo Utomo membeberkan jumlah personel yang terlibat dalam proses pencarian Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Lion Air PK-LQP. Dirinya mengungkapkan bahwa proses pencarian CVR dilakukan dengan mengerahkan sebanyak 84 personel.
“KRI Spica berangkat dari Jakarta Internasional Container Terminal (JICT) pada hari Selasa, 8 Januari 2019, dengan keseluruhan personel sebanyak 84 terdiri dari 55 awak kapal, 3 spesialis dari Pushidrosal, 18 penyelam dari Dislambair dan , dan 8 personel KNKT,” kata Nurcahyo Utomo dalam keterangannya di Jakarta, Senin (14/1/2019).
Ia menjelaskan, operasi tersebut melanjutkan operasi sebelumnya yang selesai pada tanggal 29 Desember 2018 lalu.
Baca juga: CVR Lion Air Ditemukan, Ini Penjelasan KNKT
Baca juga: Ini Kronologi Lengkap Proses Penemuan CVR Lion Air Oleh TNI AL
Baca juga: Hanya Butuh 6 Hari TNI AL Temukan CVR Lion Air JT610
Baca juga: Serda Satria Margono, Sosok Yang Menemukan CVR Lion Air JT610
Setelah mendapati titik sinyal CVR, satgas pimpinan KNKT inu langsung menuju ke koordinat sinyal Understand Water Locator Beacon (ULB) yang sudah diidentifikasi pada operasi sebelumnya.

“Operasi ini menggunakan peralatan yang ada di KRI Spica seperti magnetometer, side scan sonar, multi beam sonar, alat penyedot lumpur, ditambah dengan alat KNKT berupa Remotely Operator Vihicle (ROV) dan ULB Locator,” jelasnya.
Keberhasilan menemukan CVR ini merupakan misi dalam menggunakan KRI Spica atas kerjasama KNKT dengan TNI AL dalam hal ini Pusat Hydrography TNI AL (Pushidrosal), Dinas Operasi Survey dan Pemetaan TNI AL (Diropssurta), Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) dan Satuan Pasukan Katak (Satpaska).
Untuk itu KNKT turut menyampaikan banyak terima kasih kepada sejumlah pihak atas ditemukannya CVR Lion Air JT610 pada Senin pagi (14/1/2019) pukul 09.10 WIB.
“KNKT mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Perhubungan, TNI AL, Basarnas, Pushidrplosal, Armada I, Diropssurta, Kadisparbud, Dansatpaska, Komandan KRI Spica beserta seluruh jajarannya, Pertamina dan pihak lain yang tidak bisa sebutkan satu persatu,” ungkap dia.
Pewarta: Romandhon
Editor: Almeiji Santoso