NUSANTARANEWS.CO, Aceh – Kisah Wagubsu tentang istrinya. Musa Rajejshah, Wakil Gubernur Sumatera Utara dalam laman sosial medianya menulis mengenai istrinya Sri Ayu Mihari ketika menghadiri acara HUT Smart Aurica School Ke-5. Musa bercerita tentang keseruan istrinya saat bermain bersama anak berkebutuhan khusus (ABK) di Sunggal, Kota Medan pada hari Minggu (09/02).
“Saya senang sekali melihatnya, kata istri, anak-anak di sana betul betul bersemangat, percaya diri, dan berbakat. Ada yang bernyanyi, membaca puisi, menari, dan lain-lain, kerenlah pokoknya, tutur Musa dalam laman medsosnya bercerita bahwa walau anak-anak ini memiliki keterbatasan, tapi tidak membatasi diri untuk melakukan hal-hal lain.
Smart Aurica School (SAS) ini adalah satu-satunya sekolah di Medan yang mendidik ABK tuli dengan basis mendengar dan berbicara dengan berbagai program seperti: kelas reguler, terapi, field trip, dan outbond, yang bisa membantu perkembangan intelektual dan motorik anak dengan baik.
Jadi, sekolah ini betul-betul mempersiapkan agar anak-anak ini bisa mengikuti pendidikan sekolah umum. Intinya, anak-anak ini nantinya siap untuk berbaur dengan pergaulan umum.
Memasuki tahun kelima, SAS terus melakukan pengembangan program untuk membantu anak-anak penyandang disabilitas tuli. Meski begitu, sebagai sesama manusia kita harus bertanggungjawab untuk saling membantu. Kata Musa, “Tugas pendidikan itu bukan hanya dilakukan oleh sekolah SAS dan orangtuanya saja – tapi berlakuku bagi kita semua, tanpa memandang apa, siapa dan kenapa. Insya Allah, di Sumatra Utara, saya yakin, kita adalah masyarakat yang bertanggungjawab, yang ikhlas saling membantu sesama,” kata Musa mengingatkan.
Wagub mengucapkan, Selamat HUT yang ke-5. Semoga dengan adanya SAS ini, dapat terus membantu pendidikan anak berkebutuhan khusus, mendidik dan menumbuhkan kemandirian dan membangun karakter anak.
Menurut Iqbal, Smart Aurica School selama ini memang membantu anak-anak berkebutuhan khusus. Mendidik dan mempersiapkan mereka untuk menjadi pribadi yang siap berkompetisi secara kompeten melalui pendidikan resmi, sehingga mereka punya keterampilan dan daya saing seperti anak normal lain pada umumnya. (M2).
