Rubrika

Kisah Panglima GAM Aceh Teungku Abdullah Syafi’i

Kisah Panglima GAM
Kisah Panglima GAM Aceh./Foto Dok. Nusantaranews.co/M2

NUSANTARANEWS.CO – Kisah Panglima GAM Aceh. Setelah Perjanjian Damai Aceh RI dan GAM Pasca Tsunami pada 15 Agustus 2005, makam Teungku Lah ramai dikunjungi peziarah. Mulai dari masyarakat biasa hingga mantan petinggi GAM. Bahkan, Wali Nanggroe Tengku Hasan Tiro pun sebelum beliau wafat, sempat menziarahinya saat kembali ke Aceh pada Oktober 2008.

Makam Tengku Lah dibangun dengan sederhana dan hanya dikelilingi oleh teralis besi. Teungku Abdullah Syafi’i dimakamkan di Cubo, Kecamatan Bandar Baru, Pidie Jaya pada 24 Januari 2002. Sampai saat ini Mantan Kombatan GAM dan Masyarakat Aceh, setiap tanggal 22 januari tiap tahunnya selalu mengenang syahidnya Panglima Tentara Aceh Merdeka. Acara Haul tersebut diperingati dengan menziarahi kuburan beliau kemudian melakukan zikir bersama, kemudian Makan Kenduri yang telah disiapkan oleh panitia yang juga prajurit beliau semasa hidupnya sebagai Panglima.

Setiap tahun, pada 22 Januari selalu diperingati sebagai hari syahidnya Sang Panglima Perang Aceh Merdeka (GAM) bersama prajuritnya di lokasi tempat beliau dimakamkan.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Serahkan Bantuan Bagi Imam, Marbot, Guru Ngaji, dan Rumah Ibadah

Hari ini, para tamu yang hadir diantaranya Tokoh Gerakan Aceh Merdeka Teungku Malik Mahmud Al Haytar  Wali Nanggroe, Kalangan  Partai Aceh dan KPA Abu Razak, Abu Sarjani Abdullah dan Teungku Darwis Jeunieb (masing-masing Sekretaris dan Ketua Harian PA) serta Ketua DPR Aceh Dahlan Jamaluddin dan Bupati Pidie Jaya Teungku Aiyub Abbas sebagai tuan rumah. Selain Tokoh GAM, juga hadir para kombatan GAM perwakilan seluruh Aceh, para tamu undangan mulai dari masyarakat biasa, tokoh gampong/desa sampai para perwakilan pejabat di lingkungan pemerintah kabupaten/kota.

Acara Zikir dan do’a bersama ini didukung oleh Ibu-ibu Jamaah Zikir Pidie Jaya yang dengan ribuan jamaahnya yang memenuhi acara haul ke 18 mengenang syahidnya Teungku Abdullah Syafi’i dan pasukannya. Sekitar 3000-an orang hadir memadati Komplek Pemakaman Panglima GAM Teungku Lah di Cubo Sukan.

Wali Nanggroe Teungku Malik Mahmud Al Haytar dalam sambutannya mengatakan, “Kita setiap tahun, tanggal 22 januari selalu memperingati Haul Panglima GAM Aceh dan Pasukan yang telah gugur di medan perang. Beliau Teungku Abdullah Syafi’i semasa hidupnya dengan gagah berani dan konsisten  berjuang sampai akhir hayatnya. Dan Perjuangannya akan selalu dikenang dan menjadi sosok teladan bagi masyarakat Aceh sampai sekarang ini.

Baca Juga:  Ketua Lembaga Dakwah PCNU Sumenep Bahas Tradisi Unik Penduduk Indonesia saat Bulan Puasa

Kita selalu mengenangnya sebagai Panglima yang sederhana dan berkharisma penuh teladan sehingga di segani kawan maupun lawan. Mari kita lanjutkan perjuangan beliau dengan mengisi perdamaian Aceh yang berharkat dan bermartabat dalam rangka membangun Aceh yang kita cintai bersama-sama, salah satunya adalah mengentaskan kemiskinan demi tercapainya kemajuan Aceh.

Lebih lanjut Wali Nanggroe berharap Pemerintah Pusat serius melaksanakan secara penuh butir-butir MoU Helsinki sesuai komitmen bersama, kemudian mengharap tanggal 15 Agustus 2020, tepat 15 tahun Perjanjian MoU RI dan GAM maka masalah bendara harusnya sudah selesai dan bendera Bintang Bulan dapat dikibarkan di seluruh Aceh dengan aman dan damai, kata Teungku Malik Mahmud Al Haytar dengan Penuh semangat dan disambut dengan tepuk tangan seluruh tamu yang hadir.

Setelah Acara Sambutan dan Zikir Bersama kemudian dilanjutkan acara makan bersama. Acara haul kali ini terasa berbeda dengan tahun sebelumnya, karena peringatannya juga diperingati bersamaan dengan memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, sehingga menu makanan yang disediakan panitia seperti layaknya menu hidangan pada acara maulid, kata salah seorang panitia.

Baca Juga:  Naik Pangkat Jenderal Kehormatan, Prabowo Disebut Punya Dedikasi Tinggi Untuk Ketahanan NKRI

NusantaraNews, sempat mewawancarai Razali Arsyad yang biasa disapa “Abunawah” salah seorang mantan prajurit yang dekat dengan Sang panglima semasa hidupnya mengatakan bahwa, “Saat ini, khususnya prajurit mantan kombatan GAM jangan hanya mengenang kepergiannya tetapi ambillah wasiat dan teladan hidup almarhum Teungku Lah semasa hidupnya untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mengisi Damai Aceh.

“Kalau seandainya Teungku Lah masih hidup tidak begini nasib Aceh dan mantan kombatan GAM” katanya sambil mengucapkan, “Selamat jalan Sang Panglima, semoga husnul khatimah, ucap Abunawah.  Tamat. (M2)

Related Posts

1 of 3,055