Mancanegara

Kim Jong-un Berkunjung ke Cina Secara Rahasia, Ada Apa?

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Korea Utara Kim Jong-un disebut-sebut oleh tiga sumber yang merahasiakan dirinya, telah melakukan kunjungan ke Cina secara rahasia. Apabila dugaan ini benar, maka ini menjadi kunjungan luar negeri yang pertama bagi Jong-un sejak dilantik pada tahun 2011.

Informasi yang masih dipertanyakan akurasi kebenarannya pun tidak menyebutkan akan berapa lama Pimpinan Korut ini berada di Cina. Ketiga sumber itu juga tidak menyebut Kim akan bertemu siapa saja di negara yang dipimpin Xi Jinping tersebut.

Kendati demikian, menurut perkiraan sang sumber, Kim menuju Cina menggunakan kereta khusus melalui perbatasan timur laut Dandong.

Stasiun televisi Jepang, Nippon TV, menunjukkan rekaman kereta yang sangat mirip dengan yang digunakan oleh ayah Jong-un, Kim Jong Il, ketika mengunjungi Cina sesaat sebelum kematiannya pada tahun 2011. Kereta itu tiba di Beijing pada hari Senin 26 Maret 2018) waktu setempat.

Kunjungan rahasia pemimpin Korut ini merupakan perkembangan terbaru panasnya hubungan negara tersebut dengan Amerika Serikat. Kunjungan ini dilakukan beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mendeklarasikan perang dagang dengan Cina.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Pihak Gedung Putih sendiri tidak mengkonfirmasi kebenaran kunjungan Jong-un ke Cina. Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih Raj Shah mengatakan “kami tidak tahu apakah kunjungan itu memang benar terjadi.” Menurut rencana, Trump sendiri akan mengadakan pertemuan dengan Jong-un pada bulan Mei ini. Namun belum ada kepastian tentang hal ini.

Menurut analisa pakar hukum dan politik Tiongkok di Universitas Pennsylvania, Jacques deLisle, melalui kunjungan ini Cina ingin mengetahui agenda apa yang akan dibicarakan Jong-un dengan Trump dalam pertemuan nanti. Cina akan berusaha untuk mempengaruhi Jong-un kaitannya dengan masa depan hubungan kedua negara. Demikian dilansir dari Bloomberg pada Senin (26/3/2018).

Menurut deLisle, Kunjungan Jong-un yang termasuk sangat terlambat itu menunjukkan adanya hubungan yang kurang baik antara Korut dengan Cina. Trump sendiri beberapa kali meminta Cina untuk menekan Korut terkait dengan pengembangan program senjata nuklirnya.

Sementara itu, AP melaporkan, Cina memberlakukan pengamanan tingkat tinggi di sebuah penginapan di Beijing. Penginapan tersebut menjadi tempat tinggal warga Korut terkemuka di masa lalu. Peningkatan pengamanan semakin menguatkan spekulasi terkait kunjungan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un ke Cina. Kim rencannya akan mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in pada akhir April. Ia juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Donald Trump pada Mei. Meski belum ada rencana tentang pertemuan serupa, tetapi Cina telah menjadi salah satu sekutu terpenting Korut.

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

Sebuah konvoi kendaraan memasuki Wisma Negara Diaoyutai di Beijing pada Senin malam (27/3). Seorang penjaga kehormatan militer dan keamanan juga terlihat di lokasi. Kedatangan konvoi tersebut bersamaan dengan laporan dari jaringan Jepang NTV dan NHK yang melaporkan bahwa kereta khusus Korut tiba di Beijing di bawah keamanan ketat. Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina tidak memberikan komentar terkait peristiwa tersebut. Media pemerintah Korut juga tidak memiliki laporan tentang delegasi yang melakukan perjalanan ke Cina.

Kantor kepresidenan Korsel pada Selasa (27/3) mengatakan pihaknya tidak dapat mengkonfirmasi laporan bahwa kereta itu membawa Kim. Korsel juga tidak bisa memastikan apakah adik perempuan Kim juga ikut dalam kunjungan dengan menggunakan pesawat.

Pengamat dari Institut Asan Seoul untuk Studi Kebijakan Du Hyeogn Cha mengatakan utusan tersebut ingin memperoleh dukungan Cina jika pembicaraan pemimpin Korut dengan Korsel dan AS gagal. “Korea Utara tidak ingin mengirim pesan bahwa Cina sudah tidak dibutuhkan karena Korut membuat pendekatan diplomatik ke AS dan Korsel. Kunjungan itu bisa menjadi bagian dari upaya Korut untuk mendapatkan pengaruh dalam pembicaraan dengan Korsel dan AS,” kata Cha.

Baca Juga:  Inggris Memasuki Perekonomian 'Mode Perang'

Ia mengatakan jika pembicaraan dengan Korsel dan AS gagal, Korut akan mencoba untuk menunjukkan senjata nuklir dan kemampuan rudalnya lagi. “Utusan khusus itu dapat mendiskusikan kemungkinan ini dengan para pejabat Cina, meminta Cina untuk tidak menekan terlalu keras dengan sanksi jika itu terjadi,” katanya.

Keamanan ketat dilaporkan terjadi di Friendship Bridge sebelum kereta api melintas dari Korut ke Cina. Kereta juga ada disebut melewati beberapa stasiun dalam perjalanan dari Korut ke Beijing.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 5