Politik

Kiai Ma’ruf Amin Berdoa Diselamatkan dari Tsunami Hoax dan Fitnah

kiai ma'ruf, ma'ruf amin, kma, korban bencana, bencana alam, bencana donggala, bencana mamuju, bencana sulteng, nusantaranews, nusantara news, nusantara
Dalam kunjungannya di Pondok Pesantren Bumi Sholawat Tulangan, Jawa Timur, Sabtu (29/9/2018), KH Ma’ruf Amin (KMA) mengajak para santri untuk bersama mendoakan dan membantu meringankan beban para korban bencana alam di Donggala dan Mamuju. (Foto: Istimewa)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Calon wakil presiden Ma’ruf Amin memimpin doa pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelarnya di Jl. Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/11) malam. Dalam doanya Kiai Ma’ruf memohon agar dijauhkan dari hoax dan fitnah menjelang Pilpres 2019.

“Ada tsunami hoax, ada tsunami fitnah. Semoga kita diselamatkan oleh Allah SWT. Upaya kami terlalu sedikit, seperti kemampuan manusia yang lemah,” kata Kiai Ma’ruf.

Dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ma’ruf Amin berharap agar pada Pilpres 2019 masyarakat bisa mengalami perubahan menjadi lebih baik. “Kita mari berhijrah dari sesuatu yang tidak baik, menuju kepada sesuatu yang baik. Kepada yang lebih baik,” ucap Kiai Ma’ruf.

Pada acara yang dihadiri Habib Abubakar bin Hasan Alattas, Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri serta menantu Presiden Joko Widodo Bobby Nasution itu, ia mengisahkan riwayat Nabi Muhammad SAW yang mampu membawa perubahan.

Diceritakan Ma’ruf, Nabi Muhammad mampu membuat peradaban menjadi lebih baik. “Bagaimana beliau (Nabi Muhammad) sampaikan dakwah. Bagaimana beliau ubah masyarakat dari jahiliah ke khairul ummah (umat terbaik). Dari masyarakat yang tidak mengerti kebaikan, tidak tahu mana baik dan buruk, tapi diubah (oleh) Allah, Rasul, tahu mana yang baik dan mana yang mungkar,” tuturnya.

Baca Juga:  Jokowi Tunjuk Adhi Karyono Pj Gubernur Jatim, Gus Fawait: Birokrat Cerdas Dan Berpengalaman

Terkait polemik diksi “budek” dan “buta” yang diacupkan pada waktu peresmian rumah relawan Barisan Nusantara di Jalan Cempaka Putih Timur, Nomor 8, Jakarta Pusat, Sabtu (10/10) itu, dirinya menilai kata-kata tersebut dipolitisir oleh sejumlah elit politik sampai berujung pada pelaporan kepada Bawaslu.

‘Budek dan buta’ tersebut, jelas Kiai Ma’ruf, tidak dimaksudkan untuk menyinggung kondisi fisik seseorang. “Budek buta itu kan dia melihat tapi tidak melihat. Dia mendengar tapi tidak, jadi bukan fisiklah. Apa aja dipolitisasi,” ujar Mantan Rais Aam PBNU itu.

Lebih lanjut dia mengatakan, dirinya tidak perlu merespon desakan supaya minta maaf atas ucapan tersebut. Baginya ucapan tersebut tidak sama sekali menyinggung kaum disabilitas. “Wong nggak menyinggung mereka kok minta maaf. Saya nggak menyinggung siapa-siapa,” tegasnya.

Seperti diketahui Purnawirawan Pejuang Indonesia Raya (PPIR) yang merupakan sayap Partai Gerindra melaporkan Ma’ruf Amin ke Bawaslu terkait pernyataan ‘budek dan buta’ karena diduga melecehkan kaum disabilitas.

Baca Juga:  Suara Terbesar se Jatim Tingkat Propinsi, Gus Fawait: Matursuwun Masyarakat Jember dan Lumajang

“Kami duga beliau (Ma’ruf Amin) melakukan penghasutan terhadap perseorangan ataupun masyarakat serta mengganggu ketertiban umum,” tuturnya.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,152