NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Direktur Surabaya Survei Center (SSC), Mochtar W Oetomo mengatakan bahwa revalitas dua kader terbaik NU yaitu Saifullah Yusuf (Wagub Jatim) dan Khofifah Indar Parawansa (Mensos RI) di Pilgub Jatim mendatang masih ada kaitannya dengan konflik internal NU di Muktamar NU ke 33 di Jombang.
“Sudah bukan menjadi rahasia, di belakang Gus Ipul ada KH Said Agil Siraj (ketum PBNU) dan di belakang Khofifah ada KH Hasyim Muzadi (alm) serta Gus Sholah, makanya sulit rasanya ada yang mau mengalah,” ujar Mochtar, Senin (28/8/2017)
Revalitas Gus Ipul dan Khofifah, ungkap pengamat dari Universitas Trunojoyo Madura ini semakin meluas bukan hanya diinternal NU karena kedua kader terbaik NU itu sama-sama ingin mendapat dukungan dari PDIP dan Presiden RI Joko Widodo, sehingga orang nomor satu di republik ini dipaksa main dua kaki demi kepentingan dirinya maju di Pilpres 2019 mendatang.
Simak juga:
- Kontestasi Pilgub Jatim, Popularitas La Nyalla Kalahkan Gus Ipul
- Doakan Jadi Cawapres, FPMJT Minta Khofifah Tak Maju Pilgub Jatim
- Ini Harapan Cak Imin Supaya Khofifah Tak Maju di Pilgub Jatim
“Kalau rivalitas itu berlanjut di Pilgub Jatim untuk ketiga kalinya, Jokowi akan rugi sendiri karena NU sejauh ini satu-satunya ormas keagamaan yang pasang badan membela Jokowi dalam perang melawan radikalisme. JiKA NU nanti ribut yang berkepanjangan karena luka Muktamar dan ditambah luka Pilgub Jatim, siapa lagi yang akan pasang badan membela pemerintahan Jokowi,” ungkap Mochtar.
Menurut Mochtar, revalitas Gus Ipul dan Khofifah kalau tak bisa diselesaikan maka itu akan jadi ujian berat bagi NU. Pertama, bisa berdampak pada gagalnya NU menyiapkan tokohnya baik di level regional maupun nasional dan itu sudah berulangkali terjadi mulai Pilpres 2004 silam.
Kedua, kata Mochtar dampak soliditas NU dalam menghadapi tumbuh kembangnya radikalisme di Indonesia kian melemah, bahkan radikalisme dengan proposal tertentu bisa menyusup ke dalam tubuh atau tokoh-tokoh NU.
Baca juga berita-berita sepurtar: Pilgub Jatim 2018
Pewarta: Tri Wahyudi
Editor: Ach. Sulaiman
