RubrikaSosok

KH Sholeh Qosim Sepanjang Wafat, Ini Kesaksian Guntur Romli

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sesepuh NU KH Sholeh Qosim selaku Pengasuh Ponpes Al Ismailiyah Bahauddin Ngelom, Sepanjang, Sidoarjo meninggal dunia dalam kondisi sujud saat salat maghrib, Kamis (10/5/2018). Berpulangnya Ulama kharismatik itu tak hanya keluarga yang merasa kehilangan, pun Nahdlatul Ulama (NU) kembali merasa kehilangan salah seorang kiainya.

Kiai saksi kemerdekaan Indonesia yang pada tahun 1930 silam ini meninggal di usia 90 tahun. Saat itu salah satu anaknya, Bu Nyai Muttholi’ah menunggu abahnya turun dari salat. Namun hingga lama, salat maghrib kiai tidak kunjung selesai. Akhirnya dicek, rupanya masih sujud. Waktu itu Bu Nyai Tholik menganggap bapaknya belum selesai salat.

Baca Juga:

“Ditunggu hingga lama kok ndak bangun-bangun. Setelah dibangunkan ternyata wajahnya sudah pucat,” tutur Nyai Muttholi’ah yang juga menjahitkan kain kafan almarhum Kiai Sholeh, Jumat (11/5/2018).

Baca Juga:  Saat Hadiri Halal Bihalal, Camat Bungkal Harap Sekdes Tingkatkan Kinerja

Kiai yang hingga wafatnya masih menjadi pengurus mustasyar PWNU Jatim 2013-2018, ini wafat saat bersujud saat salat maghrib dan tangannya masih memegang tasbih. Padahal siang harinya, Kiai Sholeh masih beraktivitas menghadiri salah satu kegiatan banom NU, di Denanyar, Jombang, yakni kegiatan Jantiko Mantab (Jatman).

Kiai Sholeh pernah lasykar Sabilillah saat memperjuangkan Indonesia tahun 1943. Kiai Sholeh saat itu mengawal ayahnya Kiai Qosim yang juga menjadi tentara Sabilillah. Semasa muda sudah berjuang melalui barisan Hizbullah dan Sabilillah. Selama dalam barisan Hizbullah, Kiai Sholeh muda semangat berjuang di barisan para ulama. Mars Subbanul Wathol sangat diingat sebagai mars yang membangkitkan perjuangan santri dan kiai.

Kiai Sholeh, tulis NU online, turut berperang pada 10 November 1945 yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan. Sebelumnya, peristiwa itu didahului dengan fatwa yang dikeluarkan para kiai NU, yaitu Resolusi Jihad NU pada 22 Oktober yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Santri.

Baca Juga:  123 Jamaah Selesai Mengikuti Manasik IPHI Kota Banda Aceh

Kiai Sholeh juga seringkali diundang pejabat dan petinggi kepolisian dalam berbagai acara. Salah satunya di HUT ke-72 TNI di Cilegon, Banten tahun 2017, Presiden Jokowi mencium tangan Kiai Sholeh dengan penuh hormat.

Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli memberikan kesaksian tatkala Presiden Jokowi cium tangan Kiai Sholeh Qasim sang kiai, ulama, pejuang, veteran perang kemerdekaan Republik Indonesia. Bagi Nahdliyin, kata Guntur, khususnya di Jawa Timur tidak perlu diperkenalkan lagi siapa Kiai Sholeh, kiai sepuh yang menjadi panutan umat Islam ini.

“Saat perang kemerdekaan, beliau ikut mengangkat senjata menjadi anggota laskar Hizbullah tahun 1943 pimpinan KH Masykur, yang berjuang pada 10 November di Surabaya. Meski usianya kini sudah 87 tahun, Kiai Qosim masih aktif berdakwah. Sesepuh NU Sidoarjo ini masih sering berceramah dalam berbagai pengajian,” tulis Guntur dalam catatannya seperti dikutip dari situs pribadinya, gunturromli.com, Jumat (11/5).

Simak: In Memoriam Gus Amin, Kajoran: Gerilyawan Sosial yang Istiqamah

Baca Juga:  Transparansi Dana Hibah: Komisi IV DPRD Sumenep Minta Disnaker Selektif dalam Penyaluran Anggaran Rp 4,5 Miliar

Menyituir Ahmad Zamroni Fauzan dalam siagaindonesia.com, Guntur menuturkan, Kiai Qosim masih hafal mars Laskar Sabilillah dan Barisan Hizbullah, “Ya Lal Wathan”. Mars ini, tulisnya, yang membangkitkan semangat juang pasukan Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah di jaman revolusi kemerdekaan. “Yup, masa muda beliau dahulu adalah bagian dari kerasnya perjuangan laskar Sabilillah,” tulis Guntur.

“Semangat beliau waktu itu dikobarkan oleh paman-pamannya yang sudah bergabung dalam Barisan Hizbullah. Tak bisa dipungkiri, Barisan Hizbullah dan Laskar Sabilillah adalah milisi santri yang begitu hebat. Sangat ditakuti Belanda dan Jepang karena keberaniannya. Keberanian yang dilambari dengan hasil tirakat dibawah bimbingan para ulama auliya,” imbuhnya.

Guntur mendoakan kiai Sholeh, semoga Allah Swt melimpahkan keduanya Kiai Sholeh Qosim dan Presiden Jokowi kesehatan, kekuatan, panjang umur, untuk mengabdi pada negeri ini di wilayah masing-masing. “Inilah keindahan tradisi Indonesia, Islam Indonesia. Al-Fatiha,” ujar Guntur dalam catatannya.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,141