NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – KH Ma’ruf Amin (KMA) memberi tausiyah dalam Peringatan Tahun Baru 1440 Hijriyah dan Dies Natalies ke-37 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) di Masjid Syekh Nawawi Al-Bantani, Untirta, Senin (17/9/2018).
Dalam tausiyahnya, KMA mengajak para civitas akademika Untirta untuk mempersiapkan generasi muda Indonesia yang berkualitas, bermoral dan berintegritas sebagai calon pemimpin masa depan.
“Bangsa ini harus menyiapkan SDM yang handal untuk menopang semangat arus baru ekonomi Indonesia. Ini tugas Perguruan Tinggi. Semoga kita bisa hijrah menuju keadaan yang lebih baik,” ujar KMA.
Arus Baru Ekonomi Indonesia adalah ekonomi yang menghilangkan kesenjangan dengan mengkolaborasikan yang kuat dengan yang lemah. Bukan membenturkan, tapi saling menopang, sehingga dua kelompok ini sama-sama kuat dan saling menguatkan. Ini akan terjadi perubahan menuju perbaikan yang lebih baik.
“Mari kita hijrah dari arus lama ke arus baru. Kita perlu human capital, sumberdaya yang kompetitif. Ini adalah tugas perguruan tinggi, menyiapkan sumberdaya manusia yang kompetitif, terpelajar, memiliki semangat juang yang tinggi. Fighting spirit yang kontinyu dan berkelanjutan,” paparnya lagi.
KMA juga mengajak agar akademisi memiliki fighting spirit yang tinggi, moralitas yang tinggi dan semangat gotong royong.
Lebih lanjut KMA menjelaskan bahwa upaya meminimalisir disparitas ini sudah dimulai oleh Joko Widodo dengan membangun infrastruktur yang merata di seluruh Indonesia.
“Saat ini infrastruktur Papua dan daerah lain tidak jauh beda. Harga komoditas yang jadi kebutuhan masyarakat juga sama, satu harga. Agenda perbaikan ekonomi bangsa ini perlu ditopang oleh situasi kebangsaan yang kondusif,” jelas KMA.
Kondusifitas bangsa ini, kata KMA, perlu kesepahaman bahwa kita harus ‘Arruju’ Ilal mitsaq‘ kembali pada kesepakatan awal bangsa ini. Yakni Pancasila dan UUD 1945. Indonesia mitsaq-nya adalah negara republik, maka itu harus kita pertahankan. Karenanya ideologi, sistem dan konstitusi kenegaraan dan kebangsaan selain republik akan tertolak. Sebab menyalahi kesepakatan.
“Kemudian kita juga punya kalimatun sawa’ yakni Pancasila. Kemudian ada stabilitas politik yang dibangun berdasarkan husnut taffahum. Prasangka yang baik,” terang calon wakil presiden ini.
Sementara itu, rektor Untirta Prof Soleh Hidayat mengungkapkan pihaknya mengundang KMA sejak lama untuk memberi tausiyah dalam agenda Dies Natalis dan Peringatan Tahun Baru Hijriyah ini.
“Sebelum beliau dicalonkan sebagai cawapres kamu sudah mengundang,” ujarnya. (anm/nvh)
Editor: Novi Hildani