Keunikan Restoran di Jepang Sambut Hari Alzheimer

Restoran Jepang sambut hari alzheimer/Foto via dailymail/Nusantaranews

Restoran Jepang sambut hari alzheimer/Foto via dailymail/Nusantaranews

NUSANTARANEWS.CO – Pernahkah anda membanyangkan bahwa anda memasuki restoran dan dilayani oleh seorang pelayan yang mungkin ia akan melupakan pesanan anda, atau melupakan bahwa dirinya adalah pelayan, atau bahkan mereka justru duduk dan mengobrol dengan anda?

Mungkin hal-hal seperti yang disebutkan di ataslah gambaran tentang sebuah restoran di Jepang yang sengaja mengusung sebuah permainan yang sangat unik, dimana pada tanggal 16-18 September pihak restoran sengaja mempekerjakan para pelayan dengan orang-orang yang menderita demensia. Hal tersebut dilakukan untuk menyambut Hari Alzheimer Dunia yang akan jatuh pada tanggal 21 September mendatang.

Dilansir dari Reuters, konsep ini diusung dengan tema The Restaurant of Order Mistakes yang digagasa oleh Shiro Oguni direktur sebuah stasiun televisi di Jepang NHK. Hal tersebut terinspirasi dari sebuah permainan yang terkenal di Jepang yang tertera dalam buku anak-anak berjudul, The Restaurant of Many Order.

Hal ini diusung untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berinteraksi dengan mereka yang menderita demensia dimana mereka juga menjamin keamanan dan tidak memiliki ketakutan akan konsekuensi yang mungkin terjadi. Prosedur keamanan mereka telah diatur dengan sedemikian rupa dimana para pelanggan sebenarnya telah memesan makanannya terlebih dahulu sebelum memasuki restoran.

Sejauh telah dijalankan, pihak restoran mengaku tidak memiliki keluhan tentang pelayanan yang dilakukan oleh para pelayan dengan demensia.

“Sungguh luar biasa bahwa semua orang percaya bahwa mereka dapat melakukan pekerjaan ini, selama mereka mendapar dukungan yang tepat,” ungkap Ogino.

Seorang pelanggan bernama Makoto Ichikawa mengatakan bahwa ia senang berbicara dengan seorang pelayan yang tiba-tiba lupa bahwa dirinya tengah menjadi pelayan dan justru duduk dihadapannya dan mengajaknya mengobrol.

Pihak penyelenggara yakin bahwa ini merupakan suatu cara yang dapat memberikan pengertian kepada masyarakat untuk lebih peduli dan memahami perihal demensia. Kesadaran mungkin akan tumbuh ketika secara langsung orang berinteraksi dengan orang yang demensia. Sehingga diharapkan akan timbul kemauan untuk lebih memperhatikan gaya hidup dan kesehatan setiap orang.

Inisiatif ini sangat mendukung dalam salah satu upaya yang tengah gencar dilakukan di Jepang yang ingin menghapus stigma ‘kelainan’ yang ditujukan pada orang dengan demensia. Jepang memperkirakan bahwa satu dari lima orang atau sekitar tujuh juta orang  berusia 65 tahun atau lebih pada tahun 2025 mengalami demensia.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Exit mobile version