Khazanah

Keunikan Megengan Komunitas Samin Bojonegoro

Tradisi Megengan

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ada banyak ritual atau tradisi yang bisa ditemui saat bulan puasa. Salah satunya budaya megengan. Seperti biasa, tradisi megengan menjadi tradisi khas atau ritus tahunan yang selalu dijalankan oleh sebagian umat Islam di Jawa.

Megengan secara verbal merupakan ngirim dungo marang tiyang pejah (mengirim doa kepada orang yang meninggal). Namun, bagaimana tradisi megengan itu ketika dilaksanakan oleh masyarakat Jawa Suku Samin?

Apakah sama tradisi megengan yang dilakukan Suku Samin di Bojonegoro dengan masyarakat Jawa pada umumnya? Di komunitas Samin Bojonegoro, mereka biasa menggelar tradisi Megengan sebelum masuk bulan puasa dan menjelang berakhirnya bulan puasa. Hal inilah yang menarik untuk digali dari tradisi megengan Suku Samin Bojonegoro.

Baca Juga:
Masyarakat Samin dan Prinsip Pengelolaan Lingkungan
Wetu Telu; Budaya yang Terpinggirkan
Tradisi Orang Jawa, Sunda dan Betawi Sambut Ramadan

Hari-hari mendekati bulan puasa dan akan berakhirnya bulan puasa, komunitas adat Samin di Desa Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, selalu disibukkan dengan tradisi megengan atau kenduri (slametan). Setiap warga di dusun itu saling mengundang warga lain untuk mengikuti tradisi di rumahnya. Hal ini dilakukan bergantian.

Begitupun juga dengan di Dusun Jepang, yakni lokasi komunitas Samin Bojonegoro tinggal, bermukim 216 kepala keluarga dengan 572 jiwa. Bila setiap keluarga menggelar tradisi itu, maka mereka benar-benar tidak memiliki waktu untuk melakukan aktivitas lain.

Puncak acara biasanya pada dua hari sebelum puasa. Selain membaca doa bersama-sama, tradisi megengan ditutup dengan pemberian buah tangan berupa berkat kepada setiap tamunya saat pulang.

‘Berkat’ yang disebut disini adalah pembagian buah tangan atau oleh-oleh berupa nasi yang diletakkan dalam besek atau bak kecil dibungkus plastik yang di dalamnya terdapat beraneka ragam jajanan pasar, dan tak ketinggalan pemberian kue apem.

Masyarakat Samin Bojonegoro mendahului acara Megengan dengan pembacaan doa-doa yang dipimpin oleh Kamitua setempat. Kamitua adalah sesepuh masyarakat yang dipandang memiliki karisma dan ilmu yang tinggi. Dan biasanya ia adalah tokoh adat bagi masyarakat setempat.

Editor: Romadhon

Related Posts

1 of 3,050