Politik

Ketua SETARA Hendardi Anggap Gatot Bawa TNI Berpolitik

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Arahan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo untuk memutarkan kembali film G30S/PKI memperoleh sorotan kritis dari Ketua Setara Institute, Hendardi.

Menurutnya, rencana pemutaran film yang digagas oleh Panglima TNI hanyalah model dan cara Orde Baru untuk menanamkan kebencian tanpa reserve, tanpa interupsi, meskipun yang disuguhkan adalah peristiwa bersejarah.

Diketahui, Gatot Nurmantyo baru-baru ini juga membongkar adanya impor ilegal 5.000 pucuk senjata api yang dilakukan kelompok tertentu dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Menurut Hendardi, secara eksplisit isu kebangkitan komunisme ia klaim datang dari anasir-anasir TNI. Dikatakan Hendardi, isu pembelian senjata, selanjutnya digunakan untuk membenarkan tindakan-tindakan efensif lanjutan institusi TNI.

“Cara Gatot Nurmantyo memimpin TNI adalah yang terburuk sepanjang era reformasi. Bukan karena melakukan pelanggaran HAM, tetapi karena membawa kembali TNI berpolitik bahkan dengan mengorbankan koeksistensi antarinstitusi negara seperti Polri, BIN, dan Kemenhan,” ungkap Hendardi.

Hendardi menyarankan Presiden Jokowi agar berhati-hati mengambil sikap atas Panglima TNI. Sebab, kata Hendardi, Panglima TNI sedang mencari momentum untuk memperkuat profil politik bagi dirinya.

Baca Juga:  Rawan Kecolongan Suara, AMIN Siap Kentongan Jadi Senjata

Sebagaimana diketahui, dalam acara Silaturahim Panglima TNI dengan Purnawirawan TNI di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (22/9), Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa ada institusi yang berencana mendatangkan 5.000 pucuk senjata secara ilegal ke Indonesia dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo.

Namun, Panglima TNI tidak memberikan info secara rinci mengenai institusi yang dimaksud dan jenis senjata yang akan didatangkan. Berdasarkan dari sumber terpercaya Nusantaranews, senjata itu bukan berjenis pistol melainkan senjata laras panjang. Dan jika jumlahnya 5.000, bisa dibayangkan itu setara dengan kekuatan 4-5 batalyon tempur.

Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 7