Lintas NusaPeristiwaRubrika

Ketua PC PMII DIY: Anarkisme dan Vandalisme dalam Demo Hari Buruh Bukan Tindakan Kader PMII

Ketua PC PMII DIY: Anarkisme dan Vandalisme dalam Demo Hari Buruh Tidak Dilakukan Kader PMII. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
Ketua PC PMII DIY: Anarkisme dan Vandalisme dalam Demo Hari Buruh Tidak Dilakukan Kader PMII. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Yogyakarta – Ketua Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) D.I.Yogyakarta Faizi Zain menyampaikan klarifikasi terkait inseden dan sejumlah kabar tentang aksi demonstrasi di pertigaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Jl. Laksda Adisucipto dalam rangka memperingati hari buruh sedunia pada Selasa, 1 Mei 2018.

Faizi menjelaskan bahwa, demonstrasi yang berakhir ricuh tersebut merupakan aksi aliansi atau gabungan lintas gerakan yang tidak hanya beranggotakan PMII secara tunggal. Tetapi terdiri dari berbagai unsur gerakan/organisasi lain yang tergabung dalam GERAM (Gerakan Aksi Satu Mei).

Baca Juga:

Diantara unsur gerakan tersebut, lanjut Faizi, ialah Fron Aksi Mahasiswa jogjakarta (FAM-J) yang dikordinatori saudara Mas’udi, PMII Komisariat Wahid Hasyim yang dikordinatori saudara Lutfhi, Aliansi Mahasiswa UJB yang dikordinatori saudara Talamun, Aliansi Mahasiswa Mercu Buana yang dikordinatori saudara Dedik, Aliansi Mahasiswa UIN yang dikordinatori saudara Habab, Aliansi Mahasiswa UCY yang dikordinatori saudara Miftah, Aliansi Mahasiswa UNY yang dikordinatori saudara Egis, Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia yang dikordinatori saudara Alci, PMII Komisariat Pondok Sahabat UIN Sunan Kalijaga yang dikordinatori saudara Odent, LPM Ekspresi UNY yang dikordinatori saudara Fahrudin, LPM Himmah UII yang dikordinatori saudara Hasan, LPM Poros UAD yang dikordinatori saudara Ayan, LPM Journal Amikom yang dikordinatori saudara Bayu, GMNI UII yang dikordinatori saudara Ibnu, DEMA Fakultas Syaria’ah Dan Hukum yang dikordinatori saudara Lutfhi, PMII Komisariat Dewantara yang dikordinatori saudara Sayyid.

Baca Juga:  LSN Effect di Pemilu 2024, Prabowo-Gibran dan Gerindra Jadi Jawara di Jawa Timur

“Sejak awal kita sepakat aksi ini adalah aksi damai (tanpa anarkisme),” tegas Faizi dalam surat pernyataan klarifikasinya, Yogyakarta, Rabu, 02 Mei 2018.

“Karena aksi ini adalah aksi gabungan, masing-masing koordinator/ketua organisasi bertanggungjawab terhadap masa aksi dari organisasinya masing-masing,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Faizi menyampaikan bahwa, Koordinator Umum (Kordum) aksi telah melakukan intruksi kepada masing-masing koordinator/ketua masing-masing organisasi agar massa yang dibawa menjaga etika, tidak melanggar hukum, bersikap ramah dan santun ke masyarakat sekitar UIN dan para pengguna jalan raya, tidak melakukan hal anarkisme yang dapat merugikan masyarakat dan negara.

“Saat massa aksi diwakili Kordum hendak melakukan pernyataan sikap (bertanda akan berakhirnya aksi), tanpa sepengetahuan Kordum, masuk sekolompok orang dengan ciri-ciri berpakaian gelap (hitam), memakai jaket, penutup kepala serta penutup wajah, mereka tiba-tiba melakukan pengrusakan dan membakar pos polisi menggunakan bom molotov, melakukan vandalisme serta tindakan-tindakan anarkis lainnya yang memancing keributan dan merugikan,” tutur Faizi menjelaskan kronologi pengrusakan pos polisi sebagaima viral di media sosial.

Baca Juga:  Gelar Aksi, FPPJ Jawa Timur Beber Kecurangan Pilpres 2024

Tindakan tersebut, sambung Faizi, memprovokasi massa aksi lainnya dan menimbulkan reaksi keras masyarakat sekitar yang awalnya melihat jalannya aksi dengan damai, sehingga gesekan dengan masyarakat pun tidak bisa dihindari.

“Setelah mengumpulkan serta berkoordinasi dengan kader-kader yang terlibat demontrasi, Saya sebagai Ketua PC PMII D.I.Yogyakarta menjamin bahwa pelaku tindakan anarkis dan vandalisme bukanlah dilakukan oleh kader PMII D.I.Yogyakarta,” tegas Faizi.

“Demikin Surat klarifikasi ini dibuat secara sadar dan jelas untuk meluruskan rentetan kabar yang kurang objektif tentang insiden demontrasi yang terjadi pada peringatan hari buruh sedunia di pertigaan UIN Sunan Kalijaga,” tandasnya.

Simak:

Sekedar diketahui, dalam demosntrasi tersebut massa aksi membawa poster bertuliskan “Selamat Hari Buruh”; “Tolak NYIA”; “Cabut UU no 2 tahun 2012 dan tolak rencana perpres percepatan pengadaan tanah”; “Cabut MOU TNI-POLRI Militer hilang”; “Hapus Foedalis Jogja”; “Turunkan harga BBM”; dan “Stop NYIA”.

Baca Juga:  Pleno Perolehan Suara Caleg DPRD Kabupaten Nunukan, Ini Nama Yang Lolos Menempati Kursi Dewan

Selain poster juga ada spanduk yang bertuliskan “Hancurkan Kesultanan”, “Jogja Istimewa tanpa SG/PAG”, dan “Nawacita membunuh Indonesia dari Pinggiran”.

Adapun tuntutan yang disampaikan antara lain: a) Turunkan Harga BBM, b) Tolak upah murah dan berikan jaminan keselamatan kerja, c) Cabut peraturan Presiden no 20 tahun 2018 tentang tenaga kerja Asing, d) Hapuskan UU no 2 tahun 2012 dan rencana Presiden tentang percepatan pengadaan tanah, e) Hentikan pembangunan NYIA dan kota bandaranya, f) Tolak Sultan Ground dan Pakualaman Ground, dan g) Tolak nota kesepahaman perbantuan TNI kepada Polri.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,140