Lintas NusaPeristiwa

Ketua Fatayat NU DIY: Kader Kopri Harus Jadi Pelopor

NUSANTARANEWS.CO, Gunungkidul – Pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan Sekolah Islam Gender (SIG). SIG yang berlangsung di Pondok Pesantren Al-Mumtaz, Patuk, Gunungkidul bertemakan “Be Smart Women for Smart Movement”.

Koordinator Badan Semi Otonom Rayon (BSOR) Aisyah PMII Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Amalia Anggraini menyampaikan, diadakannya SIG demi lahirnya perempuan-perempuan cerdas di masa mendatang.

“Dengan berlangsungnya Sekolah Islam Gender ini, diharapkan kader-kader perempuan mampu menjadi pelopor untuk kemajuan PMII, perempuan yang cerdas adalah perempuan yang mampu menjadi pelopor,” ujar Ketua Kopri (Korps Putri) tingkat Rayon yang sekaligus jadi ketua panitia pelaksana SIG tersebut, di lokasi acara, Jumat (24/03/2017) malam.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PMII Rayon Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Thoriq Yuhda Farokhi. Menurut dia, partisipasi perempuan dalam organisasi sangatlah penting, intensitas dan tingkat keaktifan kader perempuan harus ditambah. “Semoga acara ini menjadi inspirasi dan menambah wawasan bagi kader-kader PMII,” kata Thorip berhara.

Baca Juga:  Sumbang Ternak Untuk Modal, Komunitas Pedagang Sapi dan Kambing Dukung Gus Fawait Maju Pilkada Jember

Dalam sesi meteri, narasumber stadium general Khotimul Khusna menyampaikan bahwa, selain menjadi pelopor, Kader Kopri PMII harus mempunyai jiwa kepemimpinan, karena perempuan yang cerdas adalah perempuan yang berani memimpin.

“Perempuan yang hanya berkutat pada dirinya sendiri bukanlah termasuk perempuan yang cerdas. Perempuan yang cerdas adalah perempuan yang mempunyai jiwa kepemimpinan,” tegas Ketua Fatayat NU Daerah Istimewa Yogyakarta itu.

SIG yang berlangsung pada tanggal 24-26 Maret 2017 ini diikuti sekitar 50 kader PMII dari berbagai institusi internal PMII di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk diketahui, SIG akan ditutup dengan outbond dan bakti sosial di sekitar Pondok Pesantren. (Tri Mulyani/Wafi/Rendi)

Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts