EkonomiTerbaru

Ketua DPR: Pengusaha Harus Sadar dan Patuhi UU Tax Amnesty

NUSANTARANEWS.CO – Ketua DPR RI, Ade Komarudin, mengingatkan para pengusaha yang memiliki uang atau pun aset di luar negeri agar memiliki kesadaran untuk membawa uang dan asetnya kembali ke Indonesia.

Menurut pria yang akrab disapa Akom tersebut, para pengusaha itu harus menunjukkan rasa terima kasihnya kepada Indonesia karena telah hidup, besar dan memiliki kekayaan seperti sekarang, itu semua berasal dari perut ibu pertiwi.

“Mengimbau kepada para pengusaha besar yang menyimpan uangnya di luar negeri untuk kembali membawa uangnya balik ke Indonesia. Mereka hidup dan besar di Indonesia, kaya di Indonesia, dari bumi, air, dan udara di Indonesia, ya tolonglah mereka ada kesadaran,” ungkapnya saat ditemui di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (30/8/2016).

Dengan kembalinya uang para pengusaha tersebut, Akom menuturkan, maka hal itu akan membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pasalnya, lanjut Akom, negara akan memanfaatkan uang tersebut untuk melakukan pembangunan di berbagai sektor, sehingga angka kemiskinan dan pengangguran bisa semakin berkurang.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Konsultasi Publik Penyusunan Ranwal RKPD Kabupaten Nunukan 2025

“Dengan investasi berarti ada pergerakan ekonomi masyarakat. Tenaga kerja terserap. Maksudnya dari Tax Amnesty itu,” ujarnya.

Untuk itu, Akom pun mengingatkan kepada para pengusaha yang memiliki aset ataupun uang di luar negeri untuk memanfaatkan dengan baik Undang-Undang Pengampunan Pajak (UU Tax Amnesty) ini. Karena,  menurut Akom, jika telah lewat April 2017 nanti, para pengusaha yang tidak mengikuti aturan UU tersebut maka akan dikenakan denda 200%.

“Undang-undang itu ada kesempatan waktunya, itu berarti harus memanfaatkan waktu yang terbatas. Dari pada nanti dikenai denda 200% pada April tahun depan,” katanya.

Di samping itu, Akom juga meminta pemerintah untuk bersikap tegas dalam penegakkan hukum yang telah berlaku. Dalam sosialisasi UU tersebut hendaknya jangan sampai ada penyimpangan.

“Apakah ini ketidakmampuan menghadapi konglongmerat yang besar-besar itu. Sehingga konglongmerat gampang berkomunikasi dengan mereka. Tolong diteliti dengan baik. Saya percaya Pak Tito (Kapolri) bisa melakukan itu dengan baik,” ungkapnya lagi. (Deni)

Related Posts

1 of 15