Mancanegara

Ketika Pendukung Trump Melampiaskan Kemarahan Kepada Elit Politiknya

Ketika pendukung Trump melampiaskan kemarahan kepada elit politiknya.
Ketika pendukung Trump melampiaskan kemarahan kepada elit politiknya/Foto: Ap via Sputnik

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Ketika pendukung Trump melampiaskan kemarahan kepada elit politiknya. Setelah lebih dari dua abad berdiri, Capitol Hill kembali diserang dan dibobol. Kali ini bukan oleh tentara Inggris, tapi oleh rakyatnya sendiri dalam sengketa pemilihan presiden 2020. Pendukung Trump merangsek masuk ke Gedung Capitol sehingga menimbulkan bentrokan dengan petugas penegak hukum.

Dengan nekad massa pendukung Presiden Donald Trump menyerbu Gedung Capitol sebagai wujud penolakan terhadap pengukuhan kemenangan Joe Biden oleh Kongres – yang diklaim Trump penuh kecurangan.

Akibat bentrokan tersebut, Kepolisian Washington DC, Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa empat orang tewas pada Rabu (6/1) petang waktu setempat.

Saat bentrokan terjadi, Kongres AS sedang mengadakan sesi bersama untuk mengesahkan hasil pemilihan presiden AS. Akibatnya, anggota DPR dan Senat untuk sementara diamankan sebelum berkumpul kembali untuk melanjutkan prosedur sertifikasi suara.

Baca Juga:  Drone AS Tidak Berguna di Ukraina

Peristiwa pendudukan Capitol Hill oleh pendukung Presiden Donald Trump sungguh mengejutkan banyak pihak, baik di AS maupun di luar negeri – ketika ribuan orang pengunjuk rasa berbondong-bondong ke Washington, DC, untuk memprotes penghitungan ulang suara sedang dilakukan.

Rincian terbaru dari US News and World Report menunjukkan bahwa setidaknya 13 penangkapan telah dilakukan sejauh ini, dan bahwa “banyak senjata” telah ditemukan dari pengunjuk rasa yang menolak untuk mematuhi undang-undang setempat tentang senjata api. Kota melarang siapa pun membawa senjata api di halaman Capitol dan area lainnya.

Tidak jelas berapa lama protes akan berlangsung, tetapi laporan menunjukkan bahwa kerusuhan hari Rabu berfungsi hanya sebagai gambaran dari apa yang mungkin terjadi pada hari-hari menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden.

Meskipun Walikota DC Muriel Bowser memberlakukan jam malam sejak jam 6 sore, banyak pengunjuk rasa tetap terus berada di dekat Capitol, bahkan ketika pasukan Pengawal Nasional dikerahkan.

Baca Juga:  Apakah Orban Benar tentang Kegagalan UE yang Tiada Henti?

Sementara itu, penghitungan ulang suara pemilu yang sebelumnya dihentikan karena kerusuhan – akan dilanjutkan pada malam harinya meski kekhawatiran terkait keamanan Capitol tetap ada. (AS)

Related Posts

1 of 3,049