Puisi

Ketika Kutemukan Rindu yang Terpendam; Doa Embun

puisi cinta, sebening embun, cinta sebening embun, puisi indonesia, puisi nusantara, nusantaranews, silivester kiik
Embun pagi. (Foto: Endnov)

Ketika Kutemukan Rindu yang Terpendam; Doa Embun
Puisi karya Sefri Hidayat

 

Ketika Kutemukan Rindu yang Terpendam

Ketika ku temukan, rasa rindu yang terpendam
Memantik menarik dalam masa lalu yang kelam
Ku coba tuk lupakan meski hujan berbisik pada bulan,
Lupakanlah,
Hapuslah,
Kenanglah,
Setiap bisikan selalu ku rasakan,
Bukan telinga yang mendengar, namun
Hati mampu bergetar
Kini rindu telah mendengar, kegelisahan batin karena ia keluar
Bulan pun hiraukan sang hujan,
Ia berkata bahwa kelak surya kan datang
Memberi ketenangan dan menutupi kerinduan

Tasikmalaya, 24 April 2018

 

Doa Embun

Tuhan melukis kisah hambanya tanpa tinta
Manusia tak mampu menilainya
Mereka hanya mampu memberikan noda pada karya sang maha kuasa
Asumsi surga dan neraka tak pernah dapat menduganya

Tuan berkata seolah bersabda,
Mengiyakan kita seakan sanggup melakukannya
Tanpa takut merusak karya tanpa tinta
Dan ucapkan mampu sejahterakan manusia

Pendengar hanya mampu mendengar sang penguasa
Sembari berdoa layaknya rayap ingin terbang ke angkasa
Walau hanya menerka – nerka tanpa berkata – kata

Tasikmalaya, Desember 2018

 

 

Penulis: Sefri Hidayat yang gemar membaca dan menonton ini lahir di Cilacap Jawa Tengah pada tanggal 24 April 1998. Beralamat di salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Cilacap, tepatnya di Kecamatan Kedungreja yang merupakan Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Siliwangi yang termotivasi untuk menulis oleh Bode Riswandi dosen dan sastrawan Tasikmalaya.

Related Posts

1 of 3,052