Inspirasi

Ketika Gus Dur Kampanye di Israel Tentang Islam Universal

NUSANTARANEWS.CO – Sejumlah sahabat dan karib berkumpul di acara haul ke-7 wafatnya mantan presiden keempat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang diadakan MMD Initiative, di Jakarta Pusat, Rabu malam (11/1/2016). Mereka terdiri dari masyarakat luas dengan beragam latar belakang profesi, agama dan suku.

Dalam acara yang dikemas dengan serasehan, mengemuka sebuah cerita bagaimana usaha Gus Dur membantah persepsi dunia bahwa Islam di Indonesia terkotak-kotak dengan berbagai kelas sosial. Cerita itu disampaikan mantan Menteri Sekretaris Negara era kepemimpinan Gus Dur, Bondan Gunawan.

Bondan menceritakan, suatu waktu Gus Dur mengunjunginya dan mengajaknya pergi. Sebelum pergi, ia dibawa terlebih dahulu ke rumah Gus Dur.

Sejak awal, kata Bondan, Gus Dur tidak pernah bilang ia akan diajak pergi kemana. Baru setelah sampai di rumahnya, Gus Dur mengatakan akan mengajak Bondan ke Israel.

“Sampai dirumah (Gus Dur), baru dikasi tau. Kita mau ke Israel. Kepala cenat cenut gitu. Ngapain ke Israel?” tanya Bondan ke Gus Dur.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

“Udah ikut aja,” Bondan meniru ucapan Gus Dur menjawab pertanyaan dirinya.

Keduanya pun berangkat menuju Israel. Sesampainya di Jerussalem (ibukota Israel), Bondan mengungkapkan, ternyata ada sebuah diskusi di salah satu universitas ternama Israel, Hebrew University.

Gus Dur, kata Bondan, saat itu meminta dirinya untuk mempersentasikan materi tentang Islam Indonesia. Dalam arahannya, kata dia, Gus Dur mengingatkan Bondan agar menceritakan saja tentang Islam Abangan.

Disatu sisi, kata Bondan, Gus Dur dikenal sebagai sosok yang lekat dengan identitas santri.

“Karena Islam yang saya tau itu ya Islam Indonesia, bukan Islam yang pendatang itu. Begitu mulai saya bicara. Rabi-rabi (pemimpin agama Yahudi) ini agak heran. Jadi yang namanya Islam abangan itu ya kayak dia ini,” Bondan menceritakan suasana persentasi di hadapan para rabi dan akademisi Herbew University.

Bondan mengungkapkan, bahwa dihadapan mereka, Gus Dur menyampaikan jika seorang Bondan yang beraliran Islam abangan menjalani puasa tapi tidak shalat.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Sebenarnya, kata Bondan, Gus Dur hanya mengarang pembicaraan saja. Kendati demikian, Bondan baru menyadari rencana terselubung Gus Dur.

Gus Dur, kata Bondan, ingin mengatakan dihadapan para rabi dan akademi tersebut bahwa Islam itu bersifat universal. Gus Dur, katanya mengulangi sekali lagi, ingin membantah teori yang ditulis Antropolog ternama Cliffort Gertz tentang Islam Indonesia yang terkotak dalam kategori Priyayi, Santri dan Abangan.

Seolah-olah, kata Bondan, dirinya yang saat itu ditampilkan sebagai Islam abangan tidak ada dikotomi dengan Islam santri yang melekat pada figur Gus Dur.

Tujuannya, kata Bondan, supaya dunia paham bahwa Islam di Indonesia tidak memiliki potensi perpecahan sebagaimana yang dikotak-kotakkan dalam persepsi Cliffort Gertz dalam bukunya.

“Beliau itu mau membantah yang ditulis Cliffort Gertz. Ada Priyai, Abangan dan Santri. Di Indonesia itu nggak ada. Yang priyai ya anaknya santri. Yang abangan kayak saya, mbah saya ya kiai. Itu cuma alat dibentur-benturkan saja,” paparnya.

Baca Juga:  Militer Israel Kawal Aksi Pemukim Zionis Bakar Pemukiman Paletina di Tepi Barat

Seperti diketahui, sejumlah sahabat dan pengagum Gus Dur dari berbagaai kalangan berkumpul di kantor MMD Initiative dalam rangka menghadiri acara peringatan haul ke 7 meninggalnya almarhum. Acara tersebut dikemas dengan serasehan yang bertema Gus Dur Sang Aktivis.

Selain istri mendiang Gus Dur, Hadir juga para tokoh nasional diantaranya Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Pengamat Politik CSIS J Kristiadi, Mantan Menteri Sekretaris Negara Bondan Gunawan, Mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Ali Maskur Musa, Mantan Menteri luar Negeri Alwi Shihab serta sejumlah pimpinan agama. (Hatim)

Related Posts

1 of 439