Kesehatan

Ketahuilah Cara Kerja ‘Gangguan Dismorfik Tubuh’ Memengaruhi Anda

Gangguan Dismorfik Tubuh - Perempuan sedang bercermin. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/ by iStock)
Gangguan Dismorfik Tubuh – Perempuan sedang bercermin. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/ by iStock)

NUSANTARANEWS.CO – Gangguan dismorfik tubuh ata body dysmorphic disorder (BDD) merupakan gangguan mental yang membuat para penderitanya merasa malu dan cemas akan kekurangan atau cacat yang ada pada tubuh mereka, walau sifatnya kecil atau bahkan orang lain tidak menyedarai keberadaannya. Situs web kesehatan terbesar di Inggris, NHS, menggolongkan gangguan dismorfik tubuh ini sebagai kondisi kesehatan mental.

Menurut dr. Marianti, salah satu gejala dari seorang penderita gangguan dismorfik tubuh adalah obsesinya kepada citra dan penampilan tubuh sehingga hampir setiap saat memeriksa keadaan dirinya di depan kaca.

“Penderita gangguan dismorfik tubuh akan terus mencari prosedur kosmetik yang bisa memperbaiki kekurangannya, namun selalu merasa tidak puas dengan hasilnya. Wajah dan ukuran payudara adalah beberapa bagian tubuh yang paling umum diperhatikan dan dapat berganti ke bagian tubuh lain seiring waktu,” kata dr. Marianti, dikuip dari aladokter.com.

Gangguan ini, kata dia, bisa dialami oleh laki-laki atau perempuan, dan biasanya muncul di tahun-tahun awal usia remaja (usia 13-16 tahun) dan dewasa muda. Penanganan untuk gangguan dismorfik tubuh ini meliputi terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Sementara itu, Penulis Lifestyle The Independent, Olivia Petter menulis bahwa BDD yang juga sering disebut-sebut sebagai “dysmorphia tubuh” dapat menyebabkan si penderita untuk mengembangkan perilaku dan rutinitas kompulsif, memiliki dampak yang parah pada kehidupan sehari-hari mereka dan menyebabkan tekanan emosional yang besar.

“Orang yang menderita BDD atau gangguan dismorfik tubuh sering menghabiskan banyak waktu mencemaskan cacat fisik yang dirasakan yang tidak terlihat oleh orang lain. Pengalaman setiap orang tentang BDD berbeda dan dapat bervariasi dari hari ke hari, tetapi kebanyakan orang akan mengalami masalah emosional sebagai hasilnya,” kata Olivia.

Dalam beberapa kasus, kata dia, efek emosional yang ditimbulkan BDD dapat menyebabkan konsekuensi berbahaya, seperti gangguan makan, menyakiti diri sendiri, dan pikiran untuk bunuh diri.

“Hal ini juga dapat menyebabkan perilaku obsesif, seperti memilih pada kulit Anda atau penggunaan cermin berlebihan – yang menurut definisi Mind berkait kelindang dengan apa yang disebut dengan gangguan obsesif-kompulsif (OCD),” jelasnya.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Kenali Gejalanya

Gejala yang timbul beragam, tergantung masing-masing orang yang mengalaminya, tetapi NHS menyatakan pada umumnya serupa. Ini termasuk mengkhawatirkan banyak bagian tubuh tertentu dan sering membandingkan penampilan Anda dengan orang-orang di sekitar Anda.

Pikiran yang mungkin muncul untuk seseorang dengan BDD adalah bahwa tubuh mereka di luar proporsi atau kurang simetri. Seseorang dengan BDD mungkin juga berusaha keras untuk menyembunyikan bagian-bagian tubuh mereka yang mereka anggap cacat, dengan mengenakan pakaian longgar atau menerapkan riasan tebal.

Pikiran juga mencantumkan penggunaan berlebihan dari produk penyamakan, sering menimbang dan melakukan obsesif sebagai perilaku kompulsif yang mungkin timbul karena BDD.

Ini Penyebabnya

Seperti kebanyakan kondisi kesehatan mental, penyebab pasti BDD tidak diketahui.

Menurut NHS, hal itu mungkin diakibatkan oleh ketidakseimbangan kimia di otak dan itu juga bisa dipicu oleh peristiwa traumatis di masa lalu. Atau, Anda mungkin secara genetis cenderung mengalaminya jika Anda memiliki kerabat dengan BDD atau OCD.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

BDD sering keliru dianggap sebagai disebabkan oleh gangguan makan. Meskipun gejalanya serupa, seseorang dengan gangguan makan mungkin tidak memiliki BDD dan sebaliknya.

Cara Mengobatinya

Jika Anda berpikir Anda mungkin memiliki BDD, Anda sangat disarankan untuk meminta bantuan dari GP Anda.

Mereka mungkin merujuk Anda ke spesialis untuk penilaian psikiatri, di mana Anda mungkin diresepkan terapi perilaku kognitif, terapi berbicara yang dapat Anda miliki sendiri atau dalam kelompok. Anda mungkin juga ditawarkan jenis obat antidepresan yang disebut inhibitor reuptake serotonin selektif.

Untuk informasi lebih lanjut tentang Gangguan Dismorfik Tubuh dan cara mencari dukungan, Anda dapat mengunjungi situs web NHS, atau web Mind atau Aladokter.

Penulis: Mugi Riskiana
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,147