Kesehatan

Ketahui Diabetes Pada Anak Sebelum Terlambat

diabetes, anak diabetes, mengidap diabetes, rochsismandoko, penyakit diabetes, diabetes melitus, kelenjar pankreas, nusantaranewsco, nusantaranews, nusantara news, nusantara
Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik dan Diabetes Omni Hospitals Alam Sutera, Dr Rochsismandoko. (Foto: dok. Sequis)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Devi tidak pernah menyangka bahwa buah hatinya, Adi, yang berusia 10 tahun divonis menderita diabetes. Ia memang melihat ada perubahan pada kebiasaan anaknya. Porsi makan jadi lebih banyak karena sering lapar.

Namun, Devi mulai merasa ada yang tidak wajar dengan Adi karena sekali pun porsi makan yang lebih banyak tapi berat badan Adi bukannya naik malah turun. Tapi, karena Devi tidak memiliki pengetahuan tentang diabetes dan keluarganya pun tidak ada yang memiliki riwayat diabetes, ia tidak pernah mengikuti informasi tentang penyakit diabetes dan tidak pernah menduga bahwa anaknya menderita diabetes.

Hal yang dialami Devi sebenarnya sering dialami oleh beberapa orang tua. Mereka bingung ketika fisik dan kesehatan anak mulai menurun. Ketika anak dibawa konsultasi ke dokter, orang tua pun menjadi kaget karena anak divonis mengidap diabetes. Banyak orang mengira bahwa diabetes hanya terjadi pada orang dewasa, tak terpikir bahwa anak pun dapat mengidap diabetes.

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

Baca juga: Fenomena Global Penyakit Diabetes di Abad 21

Dr Rochsismandoko, Dokter Spesialis Penyakit Dalam-Konsultan Endokrin Metabolik dan Diabetes Omni Hospitals Alam Sutera mengatakan ada beberapa tanda fisik yang menunjukkan gejala diabetes pada anak yang bisa diketahui orang tua seperti sering merasa haus, lebih sering buang air kecil hingga ngompol.

Sering merasa lapar walau sudah makan dalam porsi banyak akan tetapi berat badan terus menurun dan bisa terjadi dalam waktu singkat. Tanda lainnya seperti anak sering merasa lelah dan lesu. Hal ini terjadi karena tubuh tidak mampu mengolah gula menjadi energi sehingga anak mudah lelah, mudah marah, dan sering murung.

Jika Anda menemukan infeksi jamur pada area vagina anak perempuan atau ruam popok karena jamur pada bayi, sebaiknya juga waspada.

“Jika gejala-gejala tersebut di atas terlihat pada anak Anda, segeralah konsultasi ke dokter anak atau ahli gizi sebagai langkah terbaik mengenal dan menangani gejala penyakit diabetes. Meski gejala pun tidak dikenali orang tua, jika dibiarkan, dapat berkembang menjadi penyakit komplikasi serius dan merusak organ tubuh serta jaringan,” ujar dr Rochsismandoko dalam catatannya, Jakarta, Rabu (14/11/2018).

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Diabetes Mellitus (DM) dan Cara Mencegahnya

Adapun penyakit diabetes melitus atau dikenal dengan singkatan DM, katanya, merupakan gangguan metabolik pada fungsi pankreas (organ yang terletak di belakang lambung). Gangguan tersebut bisa terjadi karena sistem kekebalan salah dalam melawan ancaman yang membahayakan tubuh yaitu malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin di pankreas sehingga pankreas tidak mampu menghasilkan insulin dalam jumlah yang memadai dan mengakibatkan kadar glukosa dapat meningkat tinggi. Hal ini dikenal dengan diabetes tipe 1 atau penyakit autoimun diabetes.

Penyakit DM juga dapat disebabkan karena sel-sel tubuh kurang sensitif hingga tidak mampu lagi merespon insulin, dikenal dengan diabetes tipe 2 atau bisa juga terjadi karena keduanya.

Insulin merupakan hormon yang dilepaskan oleh kelenjar pankreas. Berfungsi membantu membantu tubuh menyerap glukosa dari aliran darah ke sel tubuh agar kadar gula darah tetap terkontrol dan digunakan sebagai energi. Sel dalam tubuh manusia membutuhkan glukosa agar dapat bekerja dengan normal.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Jika fungsi insulin terganggu, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa. Akibatnya, glukosa menumpuk dalam darah sehingga kadar gula darah bisa menjadi sangat tinggi.

(nvh/anm)

Editor: Ani Mariani

Related Posts

1 of 3,148