ResensiRubrika

Kesuksesan Remaja untuk Meraih Impian

17 belas Tahun Bikin Pusing. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)
17 belas Tahun Bikin Pusing. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO)

Judul : 17 Tahun itu Bikin Pusing
Penulis : Maya Lestari GF
Penerbit : Pastel Books
Cetakan : I, Januari 2018
Tebal : 220 Halaman
ISBN : 978-602-6716-08-8
Peresensi: M Ivan Aulia Rokhman*

NUSANTARANEWS.CO – Seseorang yang memiliki ambisi yang kuat untuk mencapai tentang suatu cita-cita biasanya akan melakukan apa saja untuk meraihnya. Ketika segala daya dan upaya sudah dilakukan dan hasil yang didapatkan tak sesuai harapan, sering orang akan terjatuh dalam kesedihan dan keterpurukan. Bahkan, tak jarang orang akan menyalahkan keadaan dan orang-orang di sekelilingnya

Bagi Andriana Tasanee — atau dikerap dipanggil Nana — menjadi pimred Majalah Finia di sekolahnya. Visi Andalas adalah mimpinya sejak SMP. Karena dengan mendudukan jabatan itu kesempatan emas dia dapat. Dari acara bergengsi seperti festival film, sastra, sampai aneka kegiatan remaja berprestasi. Bisa mengikuti forum editor di Sumbar. Serta tidak ketinggalan adalah jabatan itu bisa membuka pintu masuk Perguruan Tinggi terkemuka di negeri ini (hal 11).

Untuk mendapat jabatan itu, dia harus bersaing dengan Amanda Rusli. Sosok yang sejak awal tidak pernah dia sukai, karena gadis itu selalu menempel pada Sani, sahabatnya—yang diam-diam Nana sukai. Nana yang awalnya sudah sangat yakin bahwa dirinya akan menjadi pemenang. Ternyata kenyataan yang ada malah sebaiknya. Dia kalah Amanda-lah yang terpilih sebagai pemred Majalah Finia.

Baca Juga:  Bupati Paparkan Program Prioritas Saat Safari Ramadhan di Sebatik

Kenyataan itu tentu saja membuat Nana kecewa. Apalagi dia tahu bahwa sahabatnya. Sani ternyata lebih memilih memberikan hak suaranya paa Amanda dibanding dirinya. Di sini Nana merasa dikhinati. Tapi tetap saja dia tidak bisa mengubah keputusan yang ada.

Tidak hanya gagal menjadi pimred, karena kejadian yang tidak terduga, Nana harus menerimka detenjsi membersihkan toilet, dan bahkan masuk di Finia sebagai siswi yang paling malang dan berakhir dimusuhi seantero sekolah. Dia dianggap sebagai sebagai orang yang tidak bisa menerima kekalahan dan iri dengan prestasi Amanda.

Beruntung dia memiliki sahabat seperti Sonia, yang selalu setia dan terus memberi dukungan pada Nana. “Orang-orang hebat selalu menemui masa-masa gelap dalam hidupnya Dikalahkan, ditinggalkan. Tapi yang bikin mereka beda adalah tidak berhenti. Mereka tetap berjuang mencapai cita-cita. Semakin kuat dijatuhkan kelantai, semakin tinggi pantualannya. Tidak usah pikiran kata orang. Fokus saja ke impianmu (hal 60).

Baca Juga:  PPWI Adakan Kunjungan Kehormatan ke Duta Besar Maroko

Selain itu ada pula kakaknya, Rifat yang tidak segan memberi nasihat pada adinya aga r mau intropeksi diri. Belajar dari berbagai kejadian yang telah menimpanya dan mulai memperbaiki diri.

“Satu-satunya cara untuk berhasil adalah dengan menaklukkan diri sendiri. buatlah prestasi setinggi mungkin, tapi tetaplah rendah hati! Jangan harap kamu bis sukses suatu hari nanti. Jika kamu selalu keras kepala. Bagaimana pun, orang-orang berhasil selalu ya ciri khusus rendah hati dan tidak kenal kata menyerah.” (hal 87-88).

Semangat pantang menyerah yang ditunjukkan Nana membuat seisi sekolah terinspirasi dan mengapresiasinya.

Pada titik itu, akhirnya Nana mulai membuka pikirannya. Dia mulai berdamai dengan diri sendiri dan siap berjuang lagi demi meraih impiannya—tetap menulis dan bergelut dalam dunia jurnalistik. Meski Finia dia masih bisa menunjukkan kemampuannya. Meski pada jalan itu, Nana masih harus berhadapan dengan Amanda. Karena entah kenapa gadis itu selalu berusaha menghalang-halangi jalan Nana.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Buku ini kaya akan nilai-nilai penting yang relevan untuk diresapi, terutama kalangan remaja. Tentang bagaimana meredam ego, emosi, kreatifitas, dan semangat pantang menyerah. Meskipun impian dihadang pada berbagai rintangan, sosok Nana memberi kita motivasi tentang bagaiman tetap berkreativitas meniti jalan menuju keberhasilan. Kisah ini penulis tidak membuat tokoh utama sebagai sosok yang sempurna. Dan untuk bumbu inta di sini, meski sangat standar tapi tetap bermakna. Selain kisah itu dari kisah ini kita diajari untuk menjadi pribadi yang tidak mudah menyerah dalam meraih cita-cita. Kita harus yakin selalu ada jalan untuk meraihnya, jika kita mau berjuang.

*M Ivan Aulia Rokhman, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Dr Soetomo Surabaya. Lahir di Jember, 21 April 1996. Lelaki berkebutuhan khusus ini meraih anugerah “Resensi / Kritik Karya Terpuji” pada Pena Awards FLP Sedunia. Saat ini menjabat di Devisi Kaderisasi FLP Surabaya dan Anggota UKKI Unitomo.

Related Posts

1 of 3,149