Mancanegara

Keputusan Menyerang Suriah Berada di Tangan Presiden Trump

NUSANTARANEWS.CO, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat James Mattis mengatakan bahwa keputusan menyerang Suriah secara militer sepenuhnya menjadi wewenang Presiden Donald Trump.

Presiden Trum sebelumnya memalui akun Twitter mengancam akan mengambil tindakan militer terhadap pemerintah Suriah. Retorika Trump tersebut diucapkannya mengacu pada laporan kelompok oposisi Suriah dan relawan White Helmets yang membuat cerita palsu soal adanya penggunaan senjata kimia di kota Douma, Suriah. Mattis sendiri mengakui AS sampai detik ini tidak memiliki bukti terkait penggunaan senjata yang sangat dilarang tersebut.

“Anda tahu kami tidak menempatkan pasukan di sana, kami juga tidak bertempur di sana. Jadi, sata tidak dapat mengatakan kepada anda bahwa kami memiliki bukti,” kata Mattis berbicara di hadapan anggota parlemen AS seperti dikutip Sputnik, Kamis (12/4).

Mattis juga menegaskan Presiden Trump belum memutuskan apakah akan melancarkan serangan secara militer terhadap Suriah atau tidak. Keputusan belum dibuat, katanya.

Baca juga: Sejumlah Negara Kerahkan Peralatan Perang ke Suriah, Termasuk Tiongkok

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

“Kami belum membuat keputusan untuk melancarkan serangan militer ke Suriah. Dan saya tidak ingin berbicara soal serangan yang nyatanya memang belum terjadi. Sekali lagi, presiden belum membuat keputusan soal itu,” tegasnya.

Lebih lanjut, Mattis akan membahas opsi-opsi Suriah bersama dengan Dewan Keamanan Nasional. Ia juga berjanji akan terus memberikan informasi kepada anggota parlemen jika Pentagon memutuskan untuk menyerang Suriah.

Bagaimana pun, kata Mattis, Gedung Putih memiliki kewenangan untuk melakukan penyerangan tanpa terlebih dahulu meminta persetujuan parlemen. “Kami siap memberikan opsi militer jika memang hasilnya sesuai, seperti yang ditentukan oleh presiden,” ujar Menteri Pertahanan.

Pemerintah Rusia sebelumnya telah mengirim petugas ke Douma untuk mencari bukti atas tuduhan kelompok oposisi Suriah dan organisasi kemanusiaan non pemerintah yang menyebut pemerintah Bashar Al-Assad melepaskan senjata kimia di kawasan tersebut. Hasilnya, tim dari Rusia melaporkan tudak menemukan jejak penggunaan senjata kimia di Douma.

Seperti diketahui, Suriah sudah menghancurkan persediaan senjata kimia pada tahun 2013 silam yang tercantum dalam kesepakatan yang ditengahi Rusia dan AS. Bahkan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia diketahui telah mengumumkan bahwa senjata kimia Suriah tela dilenyapkan pada tahun 2014.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Dengan kata lain, eskalasi di Suriah akibat laporan palsu dan propaganda barisan oposisi pemerintah Suriah yang terus bergerilya melawan Presiden Bashar Al-Assad, termasuk kelompok teroris yang selama ini diperangi. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,052