KEPERGIAN
Percaya bahwasanya kau tak akan kemana-mana.
Sebab, kita sama-sama tahu hakikat pergi itu bagaimana.
DOA DAN HUJAN
Sama halnya dengan rumah yang tiap hari kau hujani dengan doa. begitu dingin sekaligus menghangatkan. mudah terlepas dengan bayang-bayangnya sendiri.
Kau adalah air mata, tempat para doa yang terluka.
PESANAN
Lalu lampu dimar itu menolak pesanan untuk menerangi. Ku lihat banyak yang seperti ikhlas memandangi wajah meja yang tiap harinya dipenuhi kertas pesanan dengan dekapan tangan kekasih.
Ia liar.
Baca Juga:
- 5 Puisi Cinta Paling Menggairahkan Karya Rendra buat Sunarti
- Merinding, Ini Puisi-Puisi Kematian Karya Penyair Indonesia
- Enam Puisi Natal Penebar Damai di Bumi
Simak di sini: Puisi Indonesia
Arif Tunjung Pradana, lahir pada 16 Juli 1997 dan besar di tanah kelahirannya Wonogiri, Jawa Tengah. Mengenyam pendidikan di Universitas Sebelas Maret. Dapat dihubungi melalui surel [email protected] serta telepon 0895348000621.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]