HankamHukum

Kepala BNN Baru Dinilai Harus Melanjutkan Program yang Telah Dirancang Budi Waseso

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Presiden Joko Widodo akhirnya menjatuhkan pilihannya kepada Irjen Polisi Heru Winarko sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) menggantikan Komjen Budi Waseso (Buwas). Heru Winarko sebelumnya merupakan Deputi Penindakan KPK. Dia menyingkirkan sejumlah nama kuat lainnya seperti Deputi Pemberantasan BNN Irjen Arman Depari dan Kabareskrim Komjen Ari Dono.

“Kepala BNN Irjen Pol Heru Winarko harus melanjutkan program yang telah dirancang Pak Buwas, pendahulunya. Tentu saja yang membuat BNN semakin memiliki kekuatan untuk memberantas narkoba, termasuk pelibatan TNI dalam kinerja BNN,” kata pengamat pertahanan Susaningtyas Kertopati kepada redaksi.

BACA: Narkoba Menggila, Prajurit TNI Patut Diakomodasi Masuk Jajaran BNN

Menurutnya, Komitmen antara pimpinan TNI dan Polri untuk memberantas peredaran narkoba semakin intens sesuai instruksi presiden yang menyatakan Indonesia darurat narkoba.

“Kesadaran untuk berintegrasi antar aparat keamanan di Indonesia adalah kunci sukses pemerintah Indonesia menyelamatkan generasi muda Indonesia. BNN sebagai penjuru perlu lebih memberdayakan semua instansi hukum di Indonesia untuk memberantas peredaran narkoba,” katanya.

Baca Juga:  Gawat, Oknum Caleg Bawa Kabur Anak Usai Kalah Persidangan

Pengamat pertahanan yang akrab disapa Nuning ini menilai, di seluruh dunia juga tampak bagaimana pihak kepolisian sebagai leading sector harus mampu merangkul dan mengoptimalkan seluruh kewenangan hukum yang dimiliki semua institusi. Artinya, overlaping kewenangan antara TNI dan aparat keamanan lainnya, termasuk dengan Polri harus dilihat sebagai bentuk integrasi dan bukannya rebutan untuk menonjolkan diri.

“BNN juga dapat lebih terbuka dan akomodatif untuk menerima prajurit TNI sebagai organik di dalam struktur organisasi BNN sehingga sinergi betul-betul kuat,” paparnya.

BACA: TNI AD Terus Pukul Genderang Perang Terhadap Narkoba

Dengan kata lain, pelibatan TNI di BNN merupakan bentuk sinergi antar keduanya dalam memberantas narkoba yang semakin menggila peredarannya di tanah air. “Sinergi TNI dan Polri memberantas narkoba harus bisa menjadi faktor penggentar pelaku tindak pidana narkoba sehingga mereka takut sekaligus menjadi model yang patut dicontoh negara lain,” pungkasnya.

Sekadar informasi, pelibatan TNI dalam memberantas narkoba semakin mengemuka. Apalagi setelah TNI AL beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan lebih dari 1 ton sabu yang akan masuk ke Indonesia di perbatasan Singapura-Batam. Dilaporkan, dalam penagkapan tersebut pertugas menemukan lebih dari 1 ton sabtu di tumpukan beras di sebuah kapal Sunrise Glory di selat Philip. Kapal Sunrise Glory itu ternyata mengangkut barang haram berupa sabu sebanyak 1 ton yang disimpan di dalam tumpukan karung beras.

Baca Juga:  Terkait Tindak Premanisme terhadap Wartawan Cilacap, Oknum Dinas PSDA Disinyalir Terlibat

Dan sebelumnya sebanyak 150 ton bahan baku narkoba asal Cina yang hendak diselundupkan ke Indonesia berhasil digagalkan aparat keamanan di Timor Leste.

BACA: Buwas Inginkan TNI yang Memimpin Pemberantasan Narkoba

Artinya, narkoba telah menjadi ancaman paling aktual terhadap pertahanan NKRI bila dilihat dari perspektif perang asimetris yang dilancarkan aktor-aktor non negara untuk mengacaukan Indonesia, salah satunya melalui narkoba.

Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 5