Kenangan Dalam Botol Susu: Bukti Arsip Penjajahan Nazi di Ghetto Dipamerkan

Pameran bertajuk, "What We Could Not Shout To The World" dibuka pada Kamis (16/11). Foto: Reuters

Pameran bertajuk, "What We Could Not Shout To The World" dibuka pada Kamis (16/11). Foto: Reuters

NUSANTARANEWS.CO – Sebuah pameran yang dibuka pada hari di Warsawa memamerkan bukti-bukti arsip yang mendalam tentang dokumentasi kehidupan dan pemusnahaan orang-orang Yahudi oleh Nazi Jerman di Ghetto Warsawa selama Perang Dunia II.

Pameran bertajuk, “What We Could Not Shout To The World” dibuka pada Kamis (16/11). Pameran tersebut untuk pertama kalinya menampilkan dokumen asli yang disiapkan dan sebelumnya disembunyikan oleh sejarawan Emanuel Ringelblum dan beberapa lusin pembantu yang mempertaruhkan nyawa mereka di Ghetto untuk menyelamatkan apa pun yang mungkin bisa ditinggalkan bagi anak cucu.

Mengutip Reuters, penjajah Nazi pada tahun 1940 mengumpulkan sekitar 400.000 orang Yahudi ke sebuah daerah kecil di Warsawa yang kemudian sebagian besar dari mereka dikirim ke kamp-kamp untuk dibunuh atau meninggal karena kondisi lingkungan itu sendiri, itulah Ghetto.

Ghetto dihancurkan pada tahun 1943 ketika Nazi yang mencoba melakukan deportasi lebih banyak, mendapatkan tentangan keras dan pemberontakan yang panjang.

Pameran ini menandai usainya kerja bertahun-tahun yang telah dilakukan para sejarawan yang turut mengatur dan menerjemahkan berbagai arsip serta mengurai dokumen-dokumen yang sebagian rusak.

Ringelblum dan semua kecuali tiga pembantunya tewas dalam Holocaust, tetapi peninggalan arsip yang ia miliki dan apa yang ia miliki sangat detail.

“Kami ingin membantu meneriakkan semua yang mereka katakan, menemukan bahasa yang akan membuat arsip ini terkenal dan mudah diakses,” kata Pawel Spiewak, kepala Jewish Historical Institute di Warsawa di mana pameran tersebut diadakan.

Arsip Ringelblum, yang terdiri dari lebih 35.000 halaman, selamat dari perang dan penghancuran Ghetto Warsawa dalam 10 kotak logam logam dan dua botol susu logam yang ditemukan pada tahun 1946 dan 1950.

Pada tahun 1999, arsip Ringelblum diberi status “Memori Dunia” oleh UNESCO, bersama dengan dokumen Polandia tersebut sebagai manuskrip asli komposer Fredric Chopin dan risalah astronom Nicolas Copernicus.

“Kami ingin menunjukkan bahwa arsip ini layak mendapatkan gelar tersebut,” kata Spiewak. “Itu harus dipamerkan dan orang harus melihatnya.”

Arsip-arsip tersebut di antaranya adalah termasuk di dalamnya dokumen dalam bahasa Polandia, Jerman dan Yiddish, pengumuman Nazi dan seruan Yahudi, kartu jatah Ghetto, tiket trem dan surat pribadi serta foto-foto yang menggambarkan kehidupan di Ghetto.

Penulis: Riskiana
Editor: Eriec Dieda
Sumber: Reuters

Exit mobile version