Ekonomi

Kenaikan Tarif Listrik Cetak Inflasi April 2017 Capai 0,09 Persen

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan inflasi April 2017 mencapai 0,09 persen. Adapun inflasi tahun kalender sebesar 1,28 persen dan tahun ke tahun (year on year/yoy) mencapai 4,17 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto menjelaskan, jika bandingkan dalam periode yang sama di tahun sebelumnya, Indonesia justru mencatat deflasi pada April 2016. Deflasi tercatat 0,45 persen pada April 2016. Kondisi ini berbalik dibandingkan Maret 2017 yang terjadi deflasi 0,02 persen.

“Kalau dibandingkan April 2017 lebih tinggi dibandingkan April 2016. Akan tetapi, lebih rendah dibanding April 2015 yang 0,36 persen,” Suhariyanto, di Jakarta, Selasa, 2 Mei 2017.

Suhariyanto mengingkapkan, bahwa perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar tercatat inflasi 0,93 persen dengan andil 0,22 persen. Sumbangan inflasi dari perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar itu dinetralisir dengan penurunan bahan makanan.

“Karena tarif listrik 900 VA tadinya subsidi sekarang dicabut. Membayarnya pasca bayar. 900 VA pelanggannya 17,18 persen pasca bayar jadi dampak kenaikan tarif dasar listrik pada April lebih besar karena pelanggan lebih besar dan rata-rata pemakaian listrik lebih besar,” ungkap dia.

Baca Juga:  Harga Beras Meroket, Inilah Yang Harus Dilakukan Jawa Timur

Sektor tarif listrik memberikan andil 0,20 persen. Adapun sektor pendorong inflasi antara lain sandang inflasi 0,49 persen dengan andil 0,03 persen. Sektor kesehatan inflasi 0,08 persen dengan andil 0,01 persen. Sektor pendidikan, rekreasi dan olahraga inflasi 0,03 persen dengan andil 0,01 persen. Untuk transportasi, komunikasi dan jasa keuangan inflasi 0,27 persen dengan andil 0,04 persen.

Menurut Suhariyanto, hal yang menyebabkan inflasi dari transportasi yaitu kenaikan tarif angkutan udara 0,02 persen. Sedangkan bensin dan tarif pulsa menyumbang inflasi 0,01 persen.

Suhariyanto menuturkan, dari 82 kota yang disurvei BPS, 53 kota alami inflasi sedangkan 29 kota alami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen dan terendah di Cilacap sebesar 0,01 persen.

Deflasi tertinggi di Singaraja 1,08 persen dan terendah di DKI Jakarta dan Manado masing-masing 0,02 persen.

Sedangkan, untuk kelompok pengeluaran penyumbang deflasi antara lain bahan makanan alami deflasi 1,13 persen dengan andil minus 0,24 persen.

Baca Juga:  Peduli Sesama, Mahasiswa Insuri Ponorogo Bagikan Beras Untuk Warga Desa Ronosentanan

Komoditas penurunan harga cabai merah dan rawit masing-masing turun 0,09 persen. Selain itu, bawang merah deflasi minus 0,08 persen, beras turun 0,02 persen.

“Ke depan perlu dapat perhatian untuk sumbangan inflasi kenaikan bawang putih andilnya terhadap inflasi 0,03 persen. Daging ayam ras, dan tomat 0,02 persen dan jeruk. Ini yang harus diwaspadai ke depan,” ucap diam

Sedangkan makanan jadi, minuman rokok dan tembakau tercatat inflasi 0,12 persen. Andil inflasinya 0,02 persen. Komoditas yang menyumbang inflasi yaitu kenaikan harga rokok kretek 0,01 persen. Penyumbang deflasi yakni penurunan harga gula pasir andilnya 0,02 persen.

Pewarta: Richard Andika
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts

1 of 14