Ekonomi

Kemudahan Acces to Market Kunci Strategis IKM di Era Ekonomi Digital

Kemudahan Acces to Market Kunci Strategis IKM di Era Ekonomi Digital. (Ilustrasi: NUSANTARANEWS.CO)
Kemudahan Acces to Market Kunci Strategis IKM di Era Ekonomi Digital. (Ilustrasi: NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Salah satu langkah strategis yang perlu didorong untuk industri kecil dan menengah (IKM) di era ekonomi digital dewasa ini adalah kemudahan access to market. Langkah tersebut dinilai sesuai dengan implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.

Demikian kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ketika mengunjungi IKM tenun Dayang Songket di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, akhir pekan lalu.

Baca Juga:

“Di era revolusi industri ,IKM tidak harus punya toko atau berjualan di mal. Saat ini, mereka bisa masuk ke e-commerce platform dan produknya dijual lewat distribusi network. Ini untuk empowerment IKM ke depannya, karena kunci industri 4.0 adalah peningkatan produktivitas,” tutur Airlangga.

Ia memberikan apresiasi kepada para pelaku IKM nasional yang sudah bisa menembus pasar ekspor karena produk yang dihasilkannya beragam dan berkualitas. Contohnya IKM Dayang Songket yang rajin mempromosikan kain songket khas Sambas ke berbagai pameran di luar negeri seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang dan Belgia.

Baca Juga:  Dukung Peningkatan Ekonomi UMKM, PWRI Sumenep Bagi-Bagi Voucher Takjil kepada Masyarakat

“IKM ini sudah pernah dapat penghargaan Upakarti dari Kemenperin. Kualitasnya semakin bagus. Kami akan terus dorong IKM seperti ini ditingkatkan, yang bisa kompetitif di pasar internasional,” ungkapnya.

Untuk itu, Kemenperin terus memacu IKM untuk naik kelas, yakni dengan pemanfaatan teknologi terkini sehingga dapat lebih mendongkrak pendapatannya. Misalnya, mengajak bergabung dalam program e-Smart IKM yang bertujuan meningkatkan akses pasarnya melalui fasilitas internet marketing.

Sementara itu, Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih menyampaikan, pihaknya gencar mengajak pelaku IKM di dalam negeri agar bisa terlibat di dalam program e-Smart IKM. Hingga Oktober 2018, peserta yang telah mengikuti e-Smart IKM sebanyak 4.000 pelaku usaha dengan total omzet sudah mencapai Rp1,3 miliar.

“Kemenperin menggagas platform e-commerce bertajuk e-Smart IKM ini sebagai upaya pemerintah membangun sistem database IKM yang diintegrasikan melalui beberapa marketplace yang sudah ada di Indonesia,” paparnya.

Menurut Gati, program e-Smart IKM yang diluncurkan sejak tahun 2017 telah dilaksanakan di 22 provinsi dengan melibatkan lima lembaga, yaitu Bank Indonesia, BNI, Google, idEA serta Kementerian Komunikasi dan Informatika. Selain itu menggandeng pemerintah provinsi, kota dan kabupaten.

Baca Juga:  Bangun Tol Kediri-Tulungagung, Inilah Cara Pemerintah Sokong Ekonomi Jawa Timur

“Program e-Smart IKM juga telah bekerja sama dengan marketplace seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia,” sebut Gati.

Adapun sembilan komoditas yang tengah difokuskan pengembangannya di dalam skema program e-Smart IKM, yakni makanan dan minuman, logam, perhiasan, herbal, kosmetik, fashion, kerajinan, furnitur, dan industri kreatif lainnya.

Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana

Related Posts

1 of 3,155