NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Rusia dan Cina kini saling melengkapi dalam bidang sains dan teknologi. Menurut Li Ziguo, direktur Departemen Studi Eropa-Asia Tengah, Institut Studi Internasional Cina mengatakan bahwa Cina relatif lemah dalam penelitian ilmiah dasar tetapi kuat dalam teknologi aplikasi dan menikmati pasar yang luas, sementara Rusia memiliki kekuatan dalam penelitian dasar tetapi tingkat konversi pencapaian penelitian ilmiahnya rendah dan kapasitas pasarnya kecil, jelasnya.
Dalam sebuah artikel resmi menjelang kunjungan kenegaraannya ke Rusia, Presiden Cina Xi Jinping menulis bahwa, “Kerja sama kami dalam proyek-proyek besar di bidang-bidang seperti energi, penerbangan, luar angkasa, dan konektivitas terus maju. Kolaborasi kami dalam inovasi ilmiah dan teknologi, e-commerce lintas batas, dan bidang baru lainnya menunjukkan momentum yang kuat,” tulis Xi.
Didorong oleh kebijakan preferensial dalam beberapa tahun terakhir, Cina dan Rusia kini dengan cepat telah memperluas kerja sama teknologi dan inovasi mereka.
Sejak kedua negara menetapkan bahwa tahun 2020 dan 2021 adalah Tahun Inovasi Ilmiah dan Teknologi – Rusia-Cina menandatangani road map bidang sains, teknologi, dan inovasi untuk periode 2020-2025 yang dipandang sebagai hasil terpenting dari kerja sama teknologi bilateral, mensistematisasikan hasil positif kerja sama bilateral dan mengidentifikasi bidang utama kerja sama di masa depan.
Beijing dan Moskow juga telah menandatangani perjanjian kerja sama investasi yang akan melakukan penelitian dan pengembangan bersama pekerjaan inovasi dalam sains dan teknologi maju.
Sementara di tingkat korporat, perusahaan Cina Huawei telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan VisionLabs tentang pembuatan produk TI bersama untuk sistem kota pintar. Proyek kerja sama lain di bidang ekonomi digital juga telah diluncurkan antara perusahaan Cina, seperti Alibaba Group dan Xiaomi, dan perusahaan Rusia, termasuk Mail.ru Group, MegaFon, dan MTS.
Selan itu, Cina dan Rusia jug telah melakukan interaksi nyata dan produktif dalam fisika dan astronomi.
Sejumlah pusat ilmiah Cina telah bekerja sama dengan Institut Bersama untuk Riset Nuklir Rusia dalam proyek-proyek mega-sains, seperti pembangunan dan pengoperasian fasilitas Ion Collider (NICA) berbasis Nuclotron, sebuah kompleks akselerator partikel.
Pada tahun 2021, Cina dan Rusia mengungkapkan road map mereka untuk stasiun penelitian bulan internasional di masa depan, dengan rencana untuk memberikan akses ke stasiun tersebut kepada semua negara yang tertarik termasuk mitra internasional.
Kedua belah pihak juga telah membuat kemajuan di berbagai bidang seperti penginderaan jauh, eksplorasi bulan dan luar angkasa, komponen elektronik untuk aplikasi penerbangan luar angkasa, dan pemantauan puing-puing luar angkasa.
Dalam hal kerja sama energi, pembangunan unit tenaga ketujuh dan kedelapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Tianwan dan unit tenaga ketiga dan keempat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Xudabao di Tiongkok diluncurkan pada Mei 2021.
Pipa gas alam rute timur Cina-Rusia yang sedang dibangun diperkirakan akan selesai pada tahun 2025, dengan total panjang 5.111 km. Setelah selesai, pipa lintas batas akan melewati sembilan wilayah setingkat provinsi dan memasok gas alam ke daerah-daerah di sepanjang rute tersebut, termasuk Beijing, Shanghai, dan Tianjin.
Selain itu, peluncuran Dana Investasi Rusia-Tiongkok dan Dana Inovasi Sains dan Teknologi Tiongkok-Rusia telah menyediakan saluran baru untuk pembiayaan proyek untuk teknologi baru di bidang ekonomi utama dan lintas sektoral di kedua negara. (Agus Setiawan)