Berita UtamaEkonomiPolitik

Kemitraan Harus Kedepankan Rasa Kemanusiaan

NUSANTARANEWS.CO – Ribuan orang berkumpul di kota-kota di Inggris untuk memprotes rencana kunjungan Donald Trump ke Negeri Ratu Elizabeth. Protes warga Inggris terkait dengan kebijakan Trump yang melarang pengungsi muslim masuk ke Amerika Serikat.

Para demonstran menyuarakan keprihatinan mereka karena respon pemerintah Inggris juga lemah dalam menyikapi kebijakan Trump. Padahal, Amerika Serikat adalah mitra utama Inggris pasca memilih keluar dari Uni Eropa (Britain Exit/Brexit). Dilaporkan The Guardian, petisi warga Inggris menolak kunjungan kenegaraan Trump sudah mencapau 1.600.000 orang. Sedikitnya 10.000 warga Inggris turun ke jalan menyuarakan penolakan mereka terhadap Trump. Para warga tumpah ruah di Downing Street di London, Cardiff, Edinburgh, Manchester dan Oxford.

Aksi demonstrasi besar-besaran ini merupakan wujud solidaritas warga Inggris terhadap para pengungsi. Aksi solidaritas juga terjadi di Amerika Serikat sendiri. Ribuan warga turun ke jalan mengkritisi kebijakan Trump tersebut. Menurut mereka, larang pengungsi masuk ke AS berpotensi memecah-belah, berbahaya dan diskriminatif.

Baca Juga:  Polres Pamekasan Sediakan Bantuan Kesehatan Gratis untuk Petugas KPPS Pasca Pemilu 2024

“Saya khawatir Brexit dan hubungan baru kali dengan Trump, bahwa Inggirs akan mengikuti jalan yang sama. Saya marah dengan kebijakan Trump dan sikap apatis Perdana Menteri Inggris, Theresa May.  Larangan itu merupakan tindakan tidak manusiawi dan rasis, dan May harus berdiri atas nama negaranya untuk menentang. Sebaliknya, dia malah diam. Ketidakmakmuran terjadi ketika orang baik tidak melakukan apa pun, dan saya pikir ini adalah salah satu bentuk yang paling signifikan dari kejahatan yang kita hadapi sekarang,” kata seorang demonstran asalm Edinburgh, Katharine Harrison (18).

“Saya di sini bergabung dalam perjuangan untuk toleransi, demokrasi dan kemanusiaan. Aku merasa bersemangat, bersatu dan ini sangat menentukan. Dikelilingi oleh begitu banyak orang yang peduli. Masalah ini telah membuat saya lebih optimis tentang masa kemanusiaan. Ada rasa persahabatan di antara semua orang seperti kami datang bersama-sama untuk memperjuangkan apa yang kita percaya,” kata Katherine.

“Saya pikir kita harus mengutuk larangan tersebut (kebijakan Trum. red) dengan sepenuh hati dan perasaan. Ini tidak bisa hanya disuarakan oleh orang-orang di sini, karena semua protes. Tetapi para pemimpin negara kita ini juga harus bersikap seperti kebanyakan orang-orang di sini.Kita perlu mengirim pesan bahwa hubungan khusus ini (AS-Inggris) hanya akan terjadi jika kita berbagi nilai yang sama berupa kesetaraan, toleransi dan penerimaan,” tambahnya. (Eriec)

Related Posts

1 of 34