NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kemiskinan masih menjadi momok dari beberapa daerah di Jawa Timur. Faktor ini masih menjadi pekerjaan pemerintah setempat untuk menguranginya. Salah satunya di kabupaten Tulungagung.
Menurut anggota DPRD Jawa Timur Laili Abidah petani dan peternak di Tulungagung membutuhkan sentuhan dari pemerintah. ” Saya mengambil contoh kelangkaan pupuk yang selama ini yang menjadi keluhan mereka. Mereka dipaksa untuk membuat pupuk organik secra mandiri yang prosesnya membutuhkan waktu 1 periode,” jelas politisi PKB ini, selasa 10 September 2024.
Wanita yang akrab dipanggil neng Laili ini mengatakan untuk membuat pupuk yang berkualitas dengan mengandalkan sumber daya alam yang tersedia, tentunya pemerintah harus menyediakan pendampingan untuk pelatihan secara berkelanjutan.
“Selama ini mereka terima mentahan saja untuk memproduksi pupuk sendiri, dimana seharusnya pemerintah harus membantu menyiapkan pula kebutuhan dari kwalitas hasil alam setempat,” jelasnya.
Diterangkan olehnya, selama ini petani dan peternak kesulitan untuk memproduksi pupuk yang berkualitas dan asal-asalan sehingga mereka mengalami kerugian. Kedepan, sambung neng Laili, pemerintah harusnya mengajak kalangan millenial untuk kembali ke desa untuk bisa diberi pelatihan untuk mengolah sumber daya alam di wilayahnya sehingga bisa dimaksimalkan untuk memberikan kesejahteraan terhadap petani dan peternak.
“Para millenial tersebut adalah kader bangsa sehingga bisa memanfaatkan sumber daya alam yang kaya raya di Jawa Timur khususnya di wilayah Mataraman,”tandasnya. Saat ini tingkat kemiskinan di Kabupaten Tulungagung masih diangka 17,23 persen.Pemkab Tulungagung sendiri menargetkan untuk tahun 2024 untuk menurunkan angka kemiskinan di bawah 6 persen.
Sementara itu, untuk merealisasikan target itu, Pemkab Tulungagung telah mengimplementasikan program-program unggulan untuk mengurangi kemiskinan di pedesaan salah satunya dengan memberikan bantuan kepada masyarakat. (setya)