Rubrika

Kemenkominfo: Hoaks Soal Kandidat Capres-Cawapres Sebanyak 91.30 Persen

Staf Ahli Kemenkominfo, Hendrasmo. (Foto: Romandhon/NUSANTARANEWS.CO)
Staf Ahli Kemenkominfo, Hendrasmo. (Foto: Romandhon/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Staf Ahli Kemenkominfo, Hendrasmo mengungkapkan bahwa hoaks mengalami peningkatan. Dirinya membeberkan sebanyak 771 hoaks terjaring. Artinya dalam satu hari ada tiga hingga empat hoaks yang beredar.

“Hoaks-nya soal kandidat capres-cawapres, mayoritas sebanyak 91,30 persen,” kata Hendrasmo dalam diskusi bertajuk Implikasi dan Konsekuensi Bahaya Kampanye Menggunakan Hoaks pada Pemilu 2019 di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (16/3/2019).

Menurut dia, media sosial berada di puncak sebagai platform penghasil hoaks. Ada tema-tema yang selalu berulang-ulang dengan sudut pandang (angel) yang berbeda.

Baca juga: Mabes Polri: Hoaks Masih Digunakan untuk Cari Dukungan dan Rusak Lawan Politik

“Misal PKI kemudian TKA Cina, isu-isu agama, pendidikan agama dihapus, agama Yahudi diresmikan. Kemudian soal utang pemerintah, LGBT dan lain sebagainya,” ungkapnya.

“Bagaimana masyarakat bereaksi? Data kami, masyarakat sangat sulit untuk diidentifikasi apakah itu hoaks atau bukan,” ujarnya.

Agustus lalu, kata dia, sebanyak 75 persen hoaks tidak bisa diidentifikasi. Ukuran-ukurannya adalah emosional dan ideologi.

Baca Juga:  1.854 Rumah Tangga Kurang Mampu di Ponorogo Terima Bantuan Pasang Baru Listrik

“Masyarakat yang terima 1 hoaks secara berulang sekitar 44,50 persen,” jelasnya.

Hendrasmo melanjutkan, hoaks sangat mengganggu proses demokrasi di Indonesia. Karena jauh dari perdebatan-perdebatan yang menekankan demokrasi yang berkualitas.

“Realitas hoaks tentu sangat mempertaruhkan proses pemilu kita. Produsen dan penyebar hoaks menurut kami adalah penumpang gelap demokrasi, yang tidak ingin demokrasi berjalan dengan transparan,” ungkapnya.

Pewarta: Romandhon
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,141