EkonomiPolitik

Kemenangan Khofifah Disebut Mampu Jadi Pintu Gerbang Menuju Jatim Makmur

Tahlil Kubro & Halal Bihalal Muslimat dan Tasyakuran Kemenangan Khofifah-Emil di Mulyorejo Baru, Kelurahan Babat Jerawat, Surabaya. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Setya)
Tahlil Kubro & Halal Bihalal Muslimat dan Tasyakuran Kemenangan Khofifah-Emil di Mulyorejo Baru, Kelurahan Babat Jerawat, Surabaya. (FOTO: NUSANTARANEWS.CO/Setya)

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kemenangan Pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak dalam kontestasi Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim adalah sebuah awal saja. Yakni, awal menuju Jawa Timur yang maju, Sejahtera, Makmur dan berkeadilan.

Demikian disampaikan oleg Fandi Utomo saat Tahlil Kubro & Halal Bihalal Muslimat dan Tasyakuran Kemenangan Khofifah-Emil di Mulyorejo Baru, Kelurahan Babat Jerawat, Surabaya. Menurut pria yang maju dalam Pemilihan Legeslatif (Pileg) melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini mengajak kepada Muslimat untuk memastikan tujuan tersebut.

“Mari kita maknai kemenangan ibu Khofifah dan Pak Emil sebagai awal. Yakni suatu awalan menuju Jatim yang maju, sejahtera, makmur dan berkeadilan,” kata Fandi di Surabaya, Senin (16/7/2018).

Fandi juga mendorong kepada ibu-ibu muslimat untuk tidak lelah mendukung guna memastikan tujuan tersebut tercapai. Pada kesempatan kali ini, Fandi juga melontarkan pernyataan kepada ratusan ibu-ibu muslimat terkait pencalonannya.

“Ibu-ibu selama ini njenengan ngerti saya calon darimana,” kata Fandi. Ratusan Ibu-ibu muslimat spontan menjawab bahwa Fandi berasal dari Partai Demokrat. Namun, saat itu dijelaskan bahwa dalam prosesi Pileg ke depan, ia mengaku berkhitmad di PKB.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Gelar Paripurna Laporan LKPJ Bupati TA 2023

“Alasannya, karena saat itu ibu saya senang saya berkhitmad di PKB, karena bisa bertemu dan bergaul dengan para kiai dan Bu Nyai. Insya Alloh dengan senangnya ibu saya ini adalah ridho bagi saya untuk terus berjuang bersama PKB,” kata Fandi yang disambut tepuk tangan oleh ratusan ibu-ibu muslimat yang hadir.

Sementara itu, di tempat yang sama Ketua PC Muslimat NU Surabaya Lilik Fadhilah mengatakan, dalam konstalasi politik antara muslimat dan partai politik ibarat ikan dengan air. Artinya saling membutuhkan. “Mau ke PPP monggo, mau ke PKB juga monggo. Kalau diluar itu, dipikir-pikir dulu seng penting mboten adoh-adoh,” tegas Lilik.

Kata Lilik, warga Muslimat harus cerdas dan mandiri dalam hal apapun, termasuk dalam hal berpolitik. “Muslimat butuh partai dan Partai Butuh muslimat,” tambahnya.

Pewarta: Setya/TW
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,162