Peristiwa

Keluarga Korban Menduga Ada Tindakan Pembunuhan di Aksi 22 Mei

Kepada Para Purnawirawan Jenderal TNI, Keluarga Korban Menduga Ada Pembunuhan di Aksi 22 Mei
Ayah dan ibu M Harun Al Rasyid (15), remaja yang tewas akibat tindakan kekerasan dalam aksi 21-22 Mei. (Foto: Dok. NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Didin Wahyudin, ayah M Harun Al Rasyid (15), korban aksi kekerasan 21-22 Mei menduga ada tindakan kriminal berupa pembunuhan dalam demonstrasi yang berakhir rusuh itu. Hal itu disampaikannya kepada sejumlah Purnawirawan Jenderal TNI yang berkunjung ke kediamannya di kawasan Kebon Jeruk.

“Apa yang menimpa anak saya adalah pembunuhan. Bagaimana tidak saya sebut pembunuhan, peluru dari lengan (kiri) tembus hingga paru-paru dan jantung. Apa itu bukan pembunuhan pak? Dan baru tahu tadi saya, katanya bukan tergeletak di jalan. Anak saya itu, ada di gorong-gorong di daerah Slipi,” kisah Didin kepada sejumlah purnawirawan Jenderal TNI yang melawat ke kediamannya di kawasan Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (27/5).

Sebab, lanjutnya, ada peluru pada tubuh Harun. Didin tampak emosional akibat kehilangan anak laki-laki satu-satunya tersebut.

Baca juga: Sejumlah Purnawirawan Jenderal TNI Beri Dukungan Moral dan Santunan Kepada Keluarga Korban Kekerasan 22 Mei

Baca Juga:  Rawan Timbulkan Bencana di Jawa Timur, Inilah Yang Dilakukan Jika Musim La Nina

“Harun berumur 15 tahun, sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP. Jadi kalau dibilang secara politik, anak itu (Harun) belum bisa dikatakan, masih jauh lah usianya. Jadi dia belum tahu politik, yang ia tahu ya main layang-layangan,” jelas Didin.

Kematian Harun meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Didin mengungkapkan, kakak perempuan Harun masih depresi akibat kematian adik yang disayanginya itu.

Sejumlah purnawirawan Jenderal TNI yang mendatangi kediaman Didin menyampaikan rasa belasungkawan dan duka cita yang mendalam. Dalam kesempatan itu juga para purnawirawan memberkan santunan kepada keluarga Harun.

Kepada para purnawirawan, Didin mengungkapkan rasa kecewanya kepada pihak RS Polri yang cenderung tidak terbuka terkait kematian putranya tersebut.

Bahkan, kata Didin, dirinya sudah menyampaikan keluh kesahnya kepada DPR RI. Dia mengeluhkan sekaligus mempertanyakan kerumitan hasil autopsi Harun yang tidak ia terima, bahkan sampai saat ini.

Baca juga: Reyhan Korban Aksi Kekerasan Aparat Keamanan?

Didin mengaku melihat jenazah anaknya dalam kondisi yang telah dibungkus kain kafan dan tinggal dishalatkan.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan dan Unhas Makassar Tandatangani MoU

“Saya mempertanyakan kenapa hasil autopsi tidak diminta, apa memang tidak dikasih,” ucap Didin.

“Pak Anies, camat, lurah, sudah datang ke kami. Saya hanya minta doa dan dukungannya saja, termasuk dari bapak-bapak (purnawirawan) sekalian,” tambah dia.

Sementara itu, Letjen (Purn) DJ Nachrowi mengatakan kunjungannya bersama purnawirawan lainnya ke rumah keluarga korban ini bukan kali pertama. Sebab, para purnawirawan juga melayat ke rumah duka keluarga Adam Nooryan (19) yang mengalami tiga luka tembakan di punggungnya dalam aksi 22 Mei lalu.

Sebelumnya, para purnawirawan juga telah mengunjungi Reyhan (15) dan Widianto Rizki Ramadan (17). Berdasarkan data Dinas Kesehatan DKI total ada delapan korban tewas dalam kerusuhan 22 Mei.

“Bahwa dukungan kita memberikan dukungan moral, jangan sampai tenggelam dengan suasana kesedihan. Kalau ada langkah-langkah, kita negara hukum, tentu semua akan mendukung,” tegas Nachrowi.

(ach/eda)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,051