Mancanegara

Kelompok Teroris di Ghouta Timur Terus Membom Ibukota Suriah Secara Membabi Buta

NUSANTARANEWS.CO – Kelompok teroris yang menguasai wilayah di Ghouta Timur, terus membom ibukota Suriah secara membabi buta, tanpa memperhatikan ketepatan serangan mereka, seperti dilansir sputnik.

Meskipun ada jeda kemanusiaan yang diumumkan di Ghouta Timur, namun situasi di daerah tersebut tetap sangat tegang: bahkan para teroris telah menangkapi warga sipil, dan menembaki semua orang yang mencoba mencapai koridor kemanusiaan.

Pada hari Rabu saat melakukan pembicaraan dengan Kanselir Austria Sebastian Kurz, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa teroris di Ghouta Timur Damaskus menyerang sekitar 50-80 kali sehari, termasuk ke wilayah kedutaan Rusia. Penyerangan tersebut dilakukan bahkan setelah dkeluarkannya resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata di seluruh Suriah untuk jangka waktu 30 hari.

Seperti telah diberitakan, Resolusi DK PBB tersebut disetujui dengan suara bulat pada  hampir dua minggu setelah eskalasi situasi di Ghouta Timur, menyusul operasi militer oleh pasukan pemerintah Suriah dalam upaya untuk membersihkan wilayah-wilayah yang masih dikuasai teroris.

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

Putin bahkan mengatakan Rusia tidak akan terus-menerus menoleransi serangan teroris dari Ghouta Timur. Seperti dikatakannya, “Setidaknya kita mengetahuinya dengan baik di Rusia, bom bahkan menyerang wilayah kedutaan Rusia. Apakah kita akan mentolerir ini tanpa henti? Tidak, tentu saja tidak!” Kata Putin

Presiden Rusia mengatakan bahwa ada banyak kekuatan ekstremis dan perwakilan organisasi teroris di wilayah tersebut, dan resolusi Dewan Keamanan PBB terakhir mengatakan bahwa perjuangan melawan organisasi tersebut belum dihentikan.

Putin juga mengatakan bahwa dalam percakapan terakhirnya dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron, mereka sepakat untuk mengatur sebuah koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi anak-anak, orang-orang yang terluka dan mereka yang membutuhkan bantuan dari zona konflik.

Lebih dari 300 orang mencoba meninggalkan wilayah tersebut di sepanjang koridor kemanusiaan selama upaya kedua untuk menahan jeda kemanusiaan di Ghouta Timur, Suriah. Namun, kelompok teroris tidak membiarkan warga sipil pergi dan mengancam untuk membunuh mereka jika berusaha meninggalkan wilayah tersebut.

Baca Juga:  Atas Instruksi Raja Maroko, Badan Asharif Bayt Mal Al-Quds Meluncurkan Operasi Kemanusiaan di Kota Suci Jerusalem selama Ramadhan

Kepala Pusat Rekonsiliasi, Mayjen Yuri Yevtushenko juga mengatakan bahwa penduduk setempat tidak diperbolehkan menggunakan mobil, radio, televisi dan komunikasi seluler. (Banyu)

Related Posts

1 of 15