Berita UtamaHukumPeristiwa

Kelompok Santoso Belum Habis

Santoso alias Abu Wardah (tengah), pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur/Foto: Screenshot Youtube/IST
Santoso alias Abu Wardah (tengah), pemimpin kelompok Mujahidin Indonesia Timur/Foto: Screenshot Youtube/IST

NUSANTARANEWS.CO – Kinerja Tim 29 Bravo, Batalyon Raider 515 Kostrad yang tergabung dalam Satgas Tinombala diapresiasi banyak pihak, bahkan hingga Presiden Joko Widodo karena sukses membekuk Santoso, teroris yang sudah lima tahun jadi incaran, tak hanya Indonesia tetapi juga Amerika Serikat. Apresiasi juga datang dari tokoh muda yang mengtakan dirinya mewakili masyarakat Poso.

“Kalau itu benar Santoso, mewakili masyarakat Poso kami mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi atas kinerja tim gabungan operasi Tinombala,” ujar Rizal C Marimbo.

Menurut dia, keberadaan Santoso dkk di Poso, Sulawesi Tengah yang sudah bertahun-tahun berkeliaran di hutan-hutan Poso Pesisir telah meresahkan masyarakat Poso selama ini sehingga kinerja Satgas Tinombala disebutnya sangat penting demi keamanan Poso. Tak hanya keamanan, kata dia, iklim investasi di Poso dan Sulteng juga selama ini selalu terganggu akibat Santoso dkk yang terus menebarkan teror. “Tak hanya itu, akselerasi perekonomian di Poso dan Sulawesi Tengah selalu terganggu oleh aksi teror tersebut,” sambung dia sembari menyebut aksi teror Santoso telah merengut banyak korban jiwa baik aparat keamanan maupun warga sipil.

Baca Juga:  Tidur Sepanjang Hari di Bulan Ramadhan, Bolehkah?

Hanya saja, dia mengingatkan agar aparat keamanan terus melakukan operasi penangkapan teroris di Poso. Pasalnya, ujar dia, masih ada orang-orang kepercayaan Santoso seperti Ali Kalora dan Basri yang diketahui tidak masuk dalam sergapan operasi Tinombala pada Senin (18/7) kemarin. “Jadi masih ada Santoso-Santoso lainnya. Kemarin yang tewas itu baru dua orang dari 21 orang yang masih berkeliaran di hutan-hutan di Poso Pesisir,” ujar Rizal sembari menuturkan Ali Kalora dan Basri memiliki kemampuan tempur lebih baik serta memiliki wibawa yang cukup kuat di antara pengikut Santoso lainnya.

Tewasnya Santoso dalam di tangan Tim 29 Bravo, Batalyon Raider 515 Kostrad adalah momentum yang baik untuk membersihkan teroris di Poso, terutama para pengikut Santoso yang masih tersisa. Sehingga, jangan sampai mengendor operasi di Poso. “Bahkan, lakukan operasi besar-besaran saja,” pintanya. Karena, lanjut dia, kalau Ali Kalora dan Basri dibiarkan maka mereka akan segera mengkonsolidasikan kekuatan dan panjang lagi masalah keamanan di Poso. “Ini yang kita tidak mau,” cetus Rizal khawatir. (sego/red)

Related Posts

1 of 3,050