Kelangkaan Garam: Keluhan Produsen Telur Asin Brebes

Sejumlah pekerja membersihkan telor asin di rumah industri telor asin Desa Pesantunan, Brebes, Jateng, Selasa (22/7). Selama Ramadhan, produksi telor asin meningkat hingga 70 persen dan harga telor asin naik dari Rp 3200 per butir menjadi Rp 3600 perbutir (telor asin rebus) dan Rp 3800 per butir (telor asin panggang). Foto: Dok. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Sejumlah pekerja membersihkan telor asin di rumah industri telor asin Desa Pesantunan, Brebes, Jateng, Selasa (22/7). Selama Ramadhan, produksi telor asin meningkat hingga 70 persen dan harga telor asin naik dari Rp 3200 per butir menjadi Rp 3600 perbutir (telor asin rebus) dan Rp 3800 per butir (telor asin panggang). Foto: Dok. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

NUSANTARANEWS.CO – Kelangkaan Garam: Keluhan Produsen Telur Asin Brebes. Garam merupakan komoditas penting dalam kehidupan manusia. Garam dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok bagi manusia. Lalu apa jadinya jika garam menjadi langka?

Dampak kelangkaan garam yang belakangan melanda Indonesia juga sangat dirasakan oleh para produsen pengrajin telur asin di wilayah Brebes. Garam merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan telur asin dan penggunaan garamnya pun  dengan jumlah besar.

Kelangkaan dan kenaikan harga garam yang melambung diakui beberapa produsen telur asin sebagai faktor sangat mempengaruhi daya produksi mereka. Seperti yang diungkapkan salah satu pengusaha telur asin di wilayah Bumiayu, Brebes Selatan, H. Romli kepada nusantaranews.co, Minggu, 30 Juli 2017.

“Kami tidak bisa menaikan harga produk kami terlalu tinggi, sehingga sudah semingguan lebih ini kami lebih memilih mengurangi jumlah produksi,” tutur Romli.

Para produsen lain juga merasakan hal yang sama, diamana mereka mengalami kenaikan biaya produksi rata-rata hingga 20%. Harga garam laut di wilayah Brebes, kini mencapai harga Rp. 13.000,- per kilogram dari harga semula hanya kisaran Rp. 8000.-

Mengingat pentingya garam bagi usaha mereka, kini para produsen telur asin hanya berharap pemerintah dapat mengatasi kelangkaan ini dan menetralkan kembali harga garam.

“Kami hanya bisa menaikkan sedikit harga, kisaran Rp. 4.300,-/ butirnya dari harga biasanya Rp.3.900,-/ butir. Ini sama sekali belum bisa mengimbangi biaya produksi. Mungkin kedepannya ada solusi yang pemerintah hadirkan untuk garam yang langka,” tandasnya.

Tidak hanya para pengrajin telur asin, dampak kelangkaan garam ini juga sangat dikeluhkan oleh produsen lainnya seperti pengrajin ikan asin di wilayah Brebes.

Pewarta: Riskiana
Editor: Ach. Sulaiman

Exit mobile version