Berita UtamaMancanegara

Kekuatan Personel Militer Korut Ternyata Nomor Empat Terbesar di Dunia!

NUSANTARANEWS.CO – Reuters melansir bahwa pejabat Rusia dan Korea Utara (Korut) tengah menggelar pertemuan di Moskow terkait krisis nuklir Korut yang telah berlarut-larut selama ini. Sementara secara terpisah, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Heather Nauert sangat menyambut baik pertemuan ini.

Di tengah memanasnya situasi, Koran Rodong Sinmun, Jumat (29/9), melaporkan, bahwa ada sekitar 4,7 juta siswa dan pekerja korut telah mendaftar untuk menjadi relawan melawan AS, termasuk diantaranya 1,22 juta perempuan muda. Para relawan berikrar siap memberikan jiwa raga mereka demi mempertahankan Korut dari gempuran AS

Kesiapsiagaan warga Korut tersebut, merupakan langkah konkrit menyikapi pidato Trump di Perserikatan Bangsa-Bangsa – sebagaimana dilaporkan Yonhap News – bahwa AS akan “menghancurkan Korea Utara” jika situasi mendesaknya. Dalam pidato yang sama, Trump juga juga menyebut Kim sebagai “Manusia Roket” yang “berada dalam misi bunuh diri untuk dirinya dan rezimnya.

BACA JUGA: 4,7 Juta Warga Korea Utara Daftarkan Diri Jadi Tentara

Baca Juga:  Bocor! PWI Pusat Minta Ilham Bintang dan Timbo Siahaan Diberikan Peringatan Keras

Memang dalam beberapa hari terakhir ini, masyarakat internasional disuguhkan sebuah drama retorika dan saling mengancam yang panas antara Presiden Donald Trump dan Kim Jong-un – di mana kedua belah pihak sama-sama mengeluarkan ancaman untuk menghancurkan negara satu dengan yang lain.

Pihak Korea Utara berkeyakinan bahwa negaranya berhak mengembangkan senjata nuklir untuk mempertahankan diri, terutama menghadapi ancaman seperti agresi AS.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov yang menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York pekan lalu, telah mengajukan proposal Moskow dan Beijing guna penangguhan dua kali uji senjata Korea Utara dan latihan militer AS-Korea Selatan  – sebagai langkah untuk memulai negosiasi. Lavrov juga meminta agar negara Eropa yang netral bisa menjadi menengah.

Agar perundingan dapat berjalan lancar, pekan lalu, Lavrov juga meminta kepada Korea Utara dan Amerika Serikat untuk mengurangi retorikanya, karena hal tersebut sangat tidak baik dan tidak bisa diterima, apalagi dalam upaya mengurangi ketegangan.

Baca Juga:  Bukan Emil Dardak, Sarmuji Beber Kader Internal Layak Digandeng Khofifah di Pilgub

Moskow menegaskan kembali kesediaannya untuk bekerja sama dengan Korut guna mencari solusi menyelesaikan masalah regional dengan cara-cara damai dan diplomatik, termasuk roadmap Rusia-China bagi kepentingan Korea.

Moskow dan Beijing juga mengusulkan penghentian secara simultan terhadap program nuklir dan rudal Pyongyang serta latihan militer Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) di semenanjung Korea.

Seperti diketahui, eskalasi di kawasan regional Semenanjung Korea terus meningkat setelah Korut melakukan uji coba nuklir terbesar pada awal September, disusul dengan peluncuran rudal yang melewati Jepang sebanyak dua kali.

Hal itu cukup mengkhawatirkan karena biar bagaimanapun personel angkatan bersenjata Korut yang berjumlah 1,18 juta, dewasa ini merupakan nomor empat terbesar di dunia setelah Cina, India dan AS. Apalagi angkatan bersenjata Korut telah memiliki pengalaman bertempur dengan AS selama perang Korea. (Banyu)

Related Posts

1 of 3