Politik

Kejanggalan Dicekalnya Gatot Nurmantyo ke AS

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo sebelumnya dilarang masuk Amerika Serikat (AS), padahal Gatot hendak pergi ke AS atas undangan Jenderal AS Joseph F Dunford Jr selaku Kepala Staf Gabungan Militer AS. Dia berniat menghadiri konferensi antiterorisme, Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization (VEOs) pada 23-24 Oktober di Washington DC.

Alasan penolakan itu tidak jelas. Baik Departemen Luar Negeri AS maupun Kedutaan Besar AS di Jakarta tidak mengungkapkan alasannya secara jelas. Hanya disebutkan bahwa penolakan oleh Perlindungan Perbatasan dan Bea Cukai AS ini didasari oleh situasi privasi.

Insiden ini memicu darurat diplomasi antara kedua negara. Pihak pemerintah Indonesia menuntut kejelasan, kemudian Kementerian Luar Negeri AS berburu-buru meminta maaf. Namun pihak imigrasi masih belum memberikan keterangan resmi yang jelas.

Ada sederet kejanggalan dalam penolakan masuk AS terhadap Panglima TNI. Berikut ini kejanggalannya;

1. Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo diundang secara resmi oleh Jenderal AS dan sudah mendapatkan visa secara sah. Hal ini aneh bila petinggi militer sebuah negara diundang, tapi tiba-tiba diberitahu tak boleh masuk.

Baca Juga:  Asisten Administrasi Umum Nunukan Buka Musrenbang Kewilayahan Dalam Rangka Penyusunan RKPD Tahun 2025

2. Pemberitahuan larangan masuk justru melalui staf maskapai Emirates. Jika larangan masuk itu resmi, mengapa otoritas AS tidak menyampaikan langsung kepada pihak TNI atau pun kepada pemerintah Indonesia? Terlebih, AS memiliki kedutaan besar di Jakarta.

3. Anehnya Kedutaan Besar AS di Jakarta, Dubes Joseph Donovan meminta maaf, tapi tak bisa menjelaskan alasan mengapa Panglima TNI tiba-tiba dilarang masuk AS, meski diundang secara resmi.

4. Jenderal Gatot tercatat bersih dari kritik Washington. Dia tak masuk daftar hitam petinggi militer yang pantang masuk AS. Pada umumnya, Washington melarang masuk para petinggi militer sebuah negara karena tuduhan melakukan kejahatan perang atau pelanggaran HAM. Namun, tuduhan itu tidak pernah ada untuk Jenderal Gatot.

Aaron Connolly dari Lowy Institute mencurigai adanya masalah birokratis antara militer AS dan Indonesia.

“Sejumlah perwira militer Indonesia yang telah diberitahu bahwa mereka tidak akan diizinkan masuk ke AS, dan telah ditolak visanya, namun belum pernah ada yang sepengetahuan saya di mana seorang perwira militer Indonesia diberi visa yang sah untuk memasuki AS. Negara itu dan kemudian menolak masuk sebelum naik pesawat,” katanya.

Baca Juga:  Jadi Pembicara Tunggal Prof Abdullah Sanny: Aceh Sudah Saatnya Harus Lebih Maju

“Ini sangat tidak wajar dan menurut saya penjelasan yang paling mungkin adalah ada snafu (kekacauan) administratif yang harus diberitahukan oleh US Customs and Border Protection kepada maskapai Emirates, dan mereka tidak melakukannya,” ujarnya, seperti dikutip dari ABN News.

Catatan mengenai sepak terjang Gatot Nurmantyo banyak yang berbeda pandangan, dia disinyalir pernah terlibat operasi militer di Timor Timur, namun Gatot juga disebut-sebut tidak termasuk daftar perwira militer yang diduga terbelit kasus pelanggaran HAM.

Sebelumnya Gatot juga sudah berulangkali berpergian ke Amerika Serikat selama berkarir di TNI. Terakhir Gatot diundang ke markas Angkatan Darat AS di Fort Meyer, Airlington, pada 2016 silam. Pun satu-satunya perjalanan yang bisa dianggap ‘bermasalah’ di mata imigrasi AS adalah ketika dia menunaikan ibadah Haji di Arab Saudi bersama Kapolri Tito Karnavian, Agustus silam.

Pewarta: Richard Andika
Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 40