Esai

Keindahan Sastra Rusia di Balik “Jubah Panjang” Nikolai Gogol

NUSANTARANEWS.CO – Salam sejahtera bagi Anda, Tuan Nikolai Gogol di kediaman abadi, penuh mawar-mawar imajinasi. Saya menulis surat atau catatan ini demi perkenalan saya dengan Anda. Suatu perkenalan asing yang tak pernah Anda rencanakan. Mungkin sempat Anda membayangkannya ketika suatu waktu Anda sedang menyusun cerita-cerita.

Saya memulai membaca nama Anda dari sebuah catatan seorang sastrawan besar Rusia setelah Anda yaitu, Fyodor Dostoyevsky; pertama dalam bukunya “Catatan Dari Bawah Tanah” dan “Catatan Seorang Anak Muda: The Gambler”. Dia bilang sangat dipengaruhi oleh Anda, oleh cara penulisan Anda.

Itulah suatu sebab, saya mulai membaca buku karangan Anda “Te Overcoat”. Buku yang dipublikasikan pertama kali pada tahun 1842, tepatnya ketika Rusia sedang dalam zaman Age of Realism, Zaman Keemasan Sastra Rusia.

Sebelumnya, tahun 2012, saya telah membaca buku Anda ini sampai di Bab II. Dan setelah saya mengulanginya lagi tahun ini, saya benar-benar merasakan, bentuk cerita Anda yang kental dengan Alam-Naturalisme. Selain itu tulisan Anda telah dianggap sebagai jembatan antara genre romantisme dan realisme sastra Rusia.

Akhirnya, rasa penasarana saya memuncak. Saya tiba-tiba ingin mendalami karya Anda yang tematik ini. Karya yang katanya tersembunyi di balik jubah, semasa sentimen perang dingin di Rusia.

Anda benar-benar sempurna menyatukan alam dengan realitas kata-kata dalam cerita Anda. Saya hanyut sejak awal cerita dalam “Petani-Petani Ketinggalan Zaman”:  “Kadang-kadang aku senang memasuki sejenak lingkungan kehidupan terpencil yang tidak biasa ini, di mana tak ada harapan yang terbang ke luar batas yang mengitari pekarangan kecil, ke luar pagar tanaman kebun yang terisi oleh buah apel dan plum, keluar ke Izba (pondok-pondok) yang mengelilingi desa, dengan satu sisinya diteduhi pohon-pohon pir, begitu sepi, begitu sepi, sehingga kau akan melupakan dirimu sendiri untuk sesaat, dan berpikir bahwa gairah, harapan, dan anak cucu yang gelisah dari yang jahat, yang membuat dunia tetap hingar-bingar, tidak ada sama sekali, da bahwa kau hanya pernah melihat mereka dalam impian yang cemerlang dan memesona” (hlm. 1-2).

Saya terpukau membaca suasana desa yang begitu alami Anda gambarkan itu. Kini pun saya mulai sepakat dengan Dostoyevsky tentang Anda. Terus saya menenggelamkan diri di arys kisah Anda yang mengalir deras dengan kelokan-kelokan yang indah dan gemulai anggun. Pada halaman-halaman selanjutnya, dari cerita Anda. Saya terkesan sedalam-dalamnya terhadap pernyataan Anda yang berbunyi:

Baca Juga:  Malam Penentuan

“Aku pernah mengetahui seorang laki-laki dalam kekuatan masa muda yang bersemi, penuh dengan kemuliaan asli dan kebanggaan; aku tahu bahwa ia pernah mencintai, dengan lembut, dengan bergairah, dengan liar, dengan berani, dengan rendah hati; dan dalam kehadiranku, di hadapanku, hampir obyek dari gairahnya – seorang gadis, lembut, cantik seperti bidadari – di hantam oleh kematian yang tidak pernah puas. Aku tak pernah melihat ledakan yang begitu  buruk dari penderitaan spiritual, kegilaan, kesedihan yang pedih, keputusasaan yang membinasakan, seperti yang mengganggu kekasih yang tidak beruntung ini. Aku tak pernah berpikir bahwa seorang laki-laki dapat membuat dirinya sendiri berada di neraka, di mana tidak ada bayangan atau pun bentuk, atau pun sesuatu yang mirip bayangan….” ( hlm. 33-34)

Saya begitu nikmat membaca kalimat yang Anda tulis itu. Saya membacanya berulang-ulang, hampir tak pernah puas. Saya merasakan suasananya. Itu sebabnya saya tak dapat menolak diri saya untuk menuliskannya lagi dalam Surat atau catatan imajiner ini. Bahkan saya pun merasa sedang Anda ajak berjalan-jalan di Distrik yang Anda maksud di Rusia. sebagai anak seorang petani, saya cukup akrab dengan situasi-situasi di lahan-lahan pertanian dan alamnya. Meskipun, tentu saja berbeda pola tanah, tumbuhan, dan angin antara di kampung saya, Madura bagian Timur dengan tempat yang Anda maksud di Rusia sana.

Selanjutnya, pada bab-bab berikutnya Anda menulis cerita: kisah bagaimana Ivan Ivanovich bertengkar dengan Ivan Nikiforovich – (I) Ivan Ivanovich dan Ivan Nikiforovich, (II) Dari yang bisa dilihat mengenai apa yang Ivan Ivanovich inginkan, dari mana timbul diskusi antara Ican Ivanovich dan Ivan Nikiforovich, dan di mana itu berakhir – sebelumnya telah Anda pertegas bahwa Ivan Ivanovich dan Ivan Nikiforovich  yang sama-sama memiliki perbedaan di atara keduanya, mereka adalah sama-sama orang baik, (III) Apa yang terjadi setelah Ivan Ivanovich bertengkar dengan Ivan Nikiforovich, (IV Apa yang berlangsung di hadapan Hakim Distrik Mingorod.

Sampai di bagian keempat ini, Anda membuat saya seperti sedang berada di kursi Merah, duduk menghadap layar lebar, tanpa suara saya keluarkan, tanpa gerakan dari badan saya. Anda membawa saya memfisualisasikan suatu peristiwa yang terjadi antara dua sahabat yang retak hanya karena pertengkaran kecil yang tiba-tiba dan karena cacian dengan panggilan “Angsa”. Sampai akhirnya keduanya sama-sama membuat petisi yang sama-sama diajukan kepada Hakim, Demyan Demyanovich.
Bagian (V) Pertimbangan yang terperinci mengenai dua orang penting di Mingorod.

Baca Juga:  Malam Penentuan

Tuan Nikolai Gogol yang kenius dan santun, spekulasi Anda menyatakan intrik kemanusiaan begitu halus dan tersembunyi. Saya merasa melihat sekian peristiwa yang terdalam dari sebuah Jubah Panjang yang Anda tunjukkan. Bagaimana tidak, Anda telah menulis sebuah peristiwa singkat yang begitu penting dan penuh makna. Sebuah percakapan antara Ivan Ivanovich dan pilisi bernama Peter Feodorovich. Ya, sebuah percakapan tentang kebersihan, tentang babi betina yang dekil, burung puyuh, ayam, angsa, dan para perempuan yang membuang sampah sembarangan di alun-alun. Tentu itu adalah simbol atay perlambang dari sekian sifat dan watak orang-orang di Distrik yang Anda maksud di Rusia dalam Jubah Panjang. Mungkin ada penghinaan atau intrik kehidupan yang pedas dan taham, meski kesemuanya dari cerita-cerita Anda terasa begitu realis. Tapi Anda juga sanga pandai menyimpan maksud. Walaupun Anda berupaya untuk membuak pintu untuk sampai pada maksud Anda bagi para pembaca dengan bagian cerita yang ke-VI: Dari mana pembaca dapat dengan mudah menemukan apa yang terkandung di dalamnya.

Tahukan Anda, Tuan Nikolai Gogol, saya tersenyum-senyum menahan tawa, membaca cerita tentang kehadiran si tokoh bernama Antin Prokofievich sang pemilik sepasang celana panjang – harta milik yang aneh – yang ketika ia kenakan, anjing-anjing selalu menggigit betisnya. Dan ini terjadi di luar pagar, halaman rumah Ican Ivanovich. Dari cerita bagian ini: saya paham maksud Anda bercerita kehidupan kaum bangsawanlah yang Anda intrik dengan halus. Pemerintah dan strukturnya, kepolisian, dan Hakim. Namun, yang lebih mengesankan lagi bagi saya adalah cara Anda menggambarkan situasi alam,. sturktur distrik, cara hidup rakyat sekaligus dengan watak-wataknya. Saya berhenti sejenak dari membaca dan membuat surat atau catatan imajener ini, sembari merenungkan benar-benar apa yang sebenarnya Anda simpan dari cerita Anda ini, sebelum akhirnya saya membaca bagia VII.

“Dan Akhirnya,”… di beberapa tempat warnanya hitam di mana mereka telah menggali, di tempat lain warnanya kehijauan: burung Daw dan burung gagak yang basa; hujan yang monoton; langit yang menangis, tanda seberkas cayaha yang lemah! …. sepi di dunia ini, Tuan-tuan! Benar Tuan Nikolai Gogol, sambil menikmati suasana alam dan satwanya di Mongorod, akhirnya saya tahu, bahwa dua orang sahabat karib, antara Ivan Ivanovich dan Ivan Nikiforovich masih dalam permusuhan dan pengadilan telah memutuskan. Sementara keduanya sama-sama yakin, bahwa dirinya menang.

Baca Juga:  Malam Penentuan

Baiklah Tuan Nikolai Gogol, saya tidak akan menebak-nebak apa yang akan terjadi pada keduan orang yang bersahabat dekat setelah hasil sidang diputuskan. Kali ini, di bulan Maret, bulan di mana engkau pulan ke keabadian, saya ingin menyatakan kesepakatan saya dengan sebuah pandangan umum bahwa; “karya-karya Anda telah dilihat sebagai jembatan antara genre Romantisme dan realisme dalam sastra Rusia. Kritikus progresif memuji Anda untuk prosa fiksi yang naturalis estetika. Karya Anda juga kaya akan makna, pesan moral, serta kajian psikologis.” Sementara karya Anda yang baru saha baca ini “The Overcoat” memang sangat memuaskan saya. Dan saya merasa telah memulai satu langkah untuk menelusuri jejak keindahan sastra Rusia. Yang tentu saja saya diantarkan oleh penerus Anda, Fyodor Dostoyevsky.

Selanjutnya, izinkan saya menyatakan kesan saya terhadap cerita yang berjudul “Hidung” dan “Mantel”!  Kesan saya ini mungkin berlebihan atau hanya kesan palsu dari kesadaran saya yang palsu pula, sebab saya masih bodoh dan belum memiliki cara pandang yang kuat dan tajam. Kesan yang saya maksudkan hanya berupa penegasan terhadap catatan singkat di buku Anda yaitu: “The Overcoat adalah sebuah cerita yang inda, dan terus menarik Anda dalam stuasi yang ingin selesai membaca. Gogol adalah ahli mengaduk emosi manusia dan mencampurnya dengan deskripsi yang jelas, detil, untuk cerita yang membuat pembaca tidak bias melupakannya”.

Benar seperti yang Anda tulis di akhir cerita “Hidung” – apapun yang dikatana orang, hal-hal tersebut dapat terjadi di dunia ini; jarang, tapi ada. Demikian dan terima kasih.

Tabik saya, Tuan Nikolai Gogol!

Dwi Intan Humaira

Dwi Intan Humaira, lahir di Sumenep 20 Februari 1995. Kini tinggal di Yogyakarta dan aktif di Paguyuban Sastra Rakyat.

Related Posts