Politik

Kebanggaan Bangsa, LBH BUMN: Tak Elok Sudutkan PTDI

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Lembaga Bantuan Hukum Badan Usaha Milik Negara (LBH BUMN) angkat bicara terkait maraknya kabar  miring yang menyudutkan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Menurut Ketua LBH BUMN, Habiburokhman, kabar miring yang menyatakan bahwa manajemen PTDI tidak profesional dalam menangani proyek yang kemudian mengakibatkan kerugian negara, diduga sengaja dimunculkan untuk menyudutkan posisi direksi yang saat ini menjabat.

“Menyikapi perkembangan akhir-akhir ini dimana diduga ada upaya menyudutkan posisi PT Dirgantara Indonesia (PTDI) yang diduga oleh sejumlah pihak yang tidak bertanggungjawab maka pihak LBH BUMN menerima beberapa karyawan PT DI,” ungkapnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima oleh wartawan, Jakarta, Senin (13/3/2017).

Habuburokhman menjelaskan, pihaknya telah mendapatkan masukan dari karyawan PTDI yang merasa kecewa dengan adanya kabar miring tersebut karena mereka sudah bekerja optimal dan PTDI sudah mulai bangkit tapi malah dipolitisasi dan di black campaign oleh oknum karyawan PTDI yang dulu justru menjadi aktor utama yang melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ribuan karyawan PTDI dan melakukan korupsi serta membuat PTDI dipailiitkan.

Baca Juga:  KPU Nunukan Gelar Pleno Rekapitulasi Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024

Selain itu, Habiburokhman mengatakan, pihaknya juga telah mendapatkan data informasi valid tentang capaian-capaian PTDI yang seharusnya menjadi kebanggaan masyarakat Indonesia. “Berita-berita negatif yang muncul tentang PTDI tidaklah benar termasuk audit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Tahun 2015 dan merupakan informasi yang jauh dari kenyataan alias bohong,” ujarnya tegas.

Lebih lanjut, Habiburokhman menjelaskan bahwa hingga saat ini PTDI terus melakukan pembenahan terutama di sektor finansial, operasional, Sumber Daya Manusia (SDM), dan Teknologi Informasi guna menjadikan PTDI yang sustainable dan terdapat juga delivery yang tepat waktu baik untuk pesawat dan helikopter bagi customer dalam dan luar negeri.

“Contohnya penyerahan helikopter Bell 412EP pesanan TNI AD dan POLRI/Polud yang tepat waktu, penyerahan CN295 TNI AU yang bahkan mendahului jadwal dalam Kontrak, penyerahan CN235-220 MPA TNI AL yang tepat waktu, dan penyerahan CN235-220 ke Afrika yang tepat waktu,” katanya.

Habiburokhman juga menyampaikan, langkah-langkah dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pesawat berbagai jenis pun telah dan terus dilakukan oleh pihak PTDI. Beberapa contoh misalnya, pesawat NC212-400 Thai (MOAC: Ministry of Agricultural and Cooperatives). Pengembangan NC212-200 ke NC212-400 (engine/cockpit redesign) dimulai sejak 2011 dengan aktivitas iterasi kerja sama engineering antara Airbus Military, Spain dengan PTDI dan transfer fasilitas produksi dan engineering data NC212-400 ke Bandung.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Akan Perjuangkan 334 Pokir Dalam SIPD 2025

“Kerja professional telah ditunjukan oleh pihak PTDI untuk mengerjakan sejumlah pesawat pesanan berbagai tipe. Dan selama ini tidak ada masalah karena persoalan teknis diselesaikan secara professional,” ungkapnya.

Saat ini dengan dukungan Kedubes RI di Bangkok, PTDI sedang memohon keringanan kepada user (MOAC-Thai) agar memperhitungkan faktor force majeure akibat bird impact pada engine yang dapat mereduksi denda sekitar US$3 juta.

Dengan lesson learn ini, PTDI sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk pengerjaan NC212-400 yang kemudian lebih lanjut dikembangkan menjadi NC212i. Saat ini pihak MOAC sedang dalam proses pengadaan lanjutan 2 unit NC212i  melalui PTDI (kontrak pengadaan 1 unit direncanakan untuk ditandatangani pada  akhir Maret 2017).

Yaing lainnya pesawat jenis NSP-22 yang telah digantikan dengan AS332C1e menjadi stok helikopter di PTDI yg saat ini dalam finalisasi proses upgrade menjadi NAS332C1+. Upgrading NSP22 menjadi NAS332C1+ ini juga ditujukan sebagai usulan typical solution model untuk melakukan upgrading armada Super Puma lama yang ada di TNI AU saat ini.

Baca Juga:  Dukung Duet Gus Fawait-Anang Hermansyah, Partai Gelora Gelar Deklarasi

Stock NAS332 C1+ akan siap terbang pada awal Mei 2017 dan akan menjadi available stock/finish good inventory senilai US$14 juta. Saat ini  sudah ada peminat AS332C1+ untuk end user di kawasan Afrika dan Timur Tengah dengan harga penawaran sebesar US$16,5 juta.

“Atas dasar itu LBH BUMN mengajak semua pihak untuk mendukung keberlangsungan PT DI yang telah diperhitungkan banyak Negara dan menjadi kebanggaan Indonesia, tak elok kita sudutkan dan tuduh membabi buta, perusahaan yang didalamnya anak bangsa sendiri dan sudah jadi kebanggan bangsa ini,” kata Habiburokhman menambahkan.

Reporter: Rudi Niwarta

Related Posts

1 of 416