Budaya / SeniPuisi

Kau Adalah Rindu, Mutiara dan Air di Muara Hatiku

Nissa Sabyan/Khoirunissa (instagram @nissa_sabyan)
Nissa Sabyan/Khoirunissa (instagram @nissa_sabyan)

Puisi Ahmad Irfan Rauzan

 

PEREMPUANKU

 

kau tak akan pernah mengerti

lelahnya hati

bertahun-tahun hidup dalam penjara

sepi

apa yang mampu kulakukan

selain tunduk pada kenyataan.

 

setelah kutemukan engkau

yang sepi menjelma danau

di sampingnya bunga-bunga bermekaran

juga pelangi kebahagiaan

 

perempuanku, kubenamkan harapan

yang tak berkesudahan.

padamu, cahaya kedamaian

telah kupilih engkau penghabisan

dalam usia pengembaraan

 

Serang, 2017

 

MUTIARA HATIKU

 

tuhan telah kirimkan engkau padaku

yang mampu membekukan waktu,

dan meniadakan semu.

acapkali kupandang indah senyummu

selalu meninabobokan kegelisahan kalbu

 

darah dalam jiwaku mengalir deras

seiring senyum yang kau perjelas

dunia yang fana, kini mulai berwarna

adamu di palung hati yang merona

 

mutiara hatiku, tetaplah teduh

meskipun masalah sering menyentuh

kita akan tetap bersama!

kau yang bermoksa

tak pernah lekang sampai napas tiada!

 

Serang, 2017

 

KAU ADALAH RINDU

 

seperti kemarin sore, saat syamsu telah menguncup ke rahim langit

Baca Juga:  Tanah Adat Merupakan Hak Kepemilikan Tertua Yang Sah di Nusantara Menurut Anton Charliyan dan Agustiana dalam Sarasehan Forum Forum S-3

 

ada yang terus mendesak di dadaku—

terus bermekaran bagai kembang-kembang mangrove

memenuhi sebidang hatiku

 

ia menjelma rindu

yang gugur di dalam kalbu

semakin kusapu, semakin kuhanyut di dalam kamu.

 

Serang, 2017

 

KAU AIR DI MUARA HATIKU

 

perempuanku yang tak pernah lekang dari ingatan

kau begitu istimewa dalam kesederhanaan

ucapanmu yang lembut, selaksa kabut

 

pelan-pelan mengingatmu, pelan-pelan membuka jendela surga

kau begitu bening, terus mengaliri muara hatiku

hingga mendiami samudra dadaku

 

senyum yang embun menyegarkan kelopak-kelopak kangen,

memekarkan segala rasa yang terpendam,

dan cinta yang semakin dalam.

 

Serang,  2017

 

PUJAANKU

 

menatapmu dari arah yang jauh

harus rela berdesakan dengan tumbuhani

dan hamparan pulau-pulau hijau.

penaka seekor elang yang hendak terbang,

sekadar memandang yang merindang

kau begitu manis!

nyaris aku tenggelam dalam waduk senyummu.

 

pujaanku, kau bagai akar-akar pohon jati

yang kuat mencengkeram tebing hati

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

semakin pandangku menyondong,

semakin rindu tidak tergotong.

 

putik-putik kembang jati berhamburan,

teramat sulit kuhitung keseluruhan

umpama diriku yang mencoba memungut rindu

di antara rindang bulu matamu,

juga senyum yang tak pernah jemu

 

Serang, 2017

 

Ahmad Irfan Fauzan, lahir di Brebes, Desember 1992. Kini mukiim di Serang, Banten. Suk dunia menulis sejak 8 tahun lalu. Karyanya dibukukan dalam berbagai antologi bersama, wartalambar, dan majalah simalaba.

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected]

Related Posts

1 of 3,223