Kata Pakar: Kedaulatan Indonesia Sangat Rapuh

Ekplorasi mInyak

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Pakar energy security, Dirgo D Purbo mengatakan bahwa kedaulatan Indonesia sangat rapuh, hal itu tercermin dalam bisnis perminyakan. Salah satu contohnya adalah impor minyak Indonesia dari Aljazair. Meski kapal pengangkut minyak (tanker) menggunakan kapal milik Pertamina sendiri – namun pengawalnya bukan oleh TNI, tetapi oleh tentara Sri Langka. Hal ini seharusnya tidak boleh terjadi. Karena ini adalah simbol kedaulatan atau simbol ketahanan negara kita. Rakyat membayar pajak untuk menjaga simbol kedaulatan kita.

Terkait pengambil alihan Blok Mahakam oleh Pertamina, Dirgo memandang hal itu sebagai langkah positif yang harus diapresiasi. Sebuah langkah yang tepat dan memang sudah seharusnya Pertamina mengelola sendiri blok Mahakam. Orang Indonesia sudah memiliki kemampuan untuk alih teknologi. Tidak ada masalah. Industri minyak di Indonesia bisa sampai 100 tahun. Sekarang ini yang mengelola perminyakan dari A sampai Z adalah orang Indonesia sendiri. Jadi jangan mengerdilkan orang kita dalam pengelolaan minyak dari A to Z.

Kegiatan ekonomi pasti kaitannya dengan energi, transportasi, minyak dan bbm. Sementara bila kita ingin membangun aqua culture, yang diperlukan hanya tiga unsur yakni: kapal, jala dan solar. Tidak ada solar, tidak ada power. Bicara power maritim, pasti tergantung solarnya. Pihak luar negeri paham betul kendala Indonesia itu. Kasarnya, Indonesia mau bangun apa pun, kalau tidak ada BBM tidak bisa bergerak. Kuncinya kembali kepada solar.

Pertamina bukannya tidak mengerti persoalan ini, tapi perusahaan milik negara ini dalam kondisi babak belur. Seharusnya perusahaan dunia belajar dari Pertamina. Bayangkan Pertamina diutangin triliun-an oleh PLN, TNI dan Garuda. Pertamina harus mendistribusi harga minyak internasional dan didistribusi dengan harga subsidi. Mana ada di dunia perusahaan seperti ini.

Nah, terkait subsidi bbm, jelas tidak ada. Pasalnya Indonesia sudah menjadi negara net oil importer. Rakyat tidak pernah menikmati subsidi bbm. Subsidi itu hanya bahasa politik di permukaan saja. Seharusnya pengertian subsidi itu adalah membangun pompa-pompa bensin di terminal-terminal bis atau membangun SPBU di pasar-pasar induk dan pasar ikan.

Indonesia boleh dibilang adalah negara Super Power. Betapa tidak. Indonesia tidak pernah membuat pakta pertahanan dengan negara lain. Sementara Amerika Serikat (AS) membuat pakta pertahanan hampir dengan semua negara. Sayangnya Indonesia tidak memiliki strategi energy security. (Banyu)

Exit mobile version