Politik

Kata Mendagri Kerumunan Massa dalam Setiap Tahapan Pilkada Harus Dibatasi

Kata Mendagri kerumunan massa dalam setiap tahapan pilkada harus dibatasi.
Kata Mendagri kerumunan massa dalam setiap tahapan pilkada harus dibatasi. Mendagri saat jadi narasumber dalam webinar nasional Seri 2 KSDI bertajuk,”Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikan Ekonomi” di Jakarta, Minggu (20/9).

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Kata Mendagri kerumunan massa dalam setiap tahapan pilkada harus dibatasi. Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, kerumunan yang melibatkan massa banyak di setiap tahapan pemilihan kepala daerah (Pilkada), terutama saat kampanye harus dibatasi. Apapun bentuknya, harus dibatasi semaksimal mungkin.

“Jadi mohon maaf, seperti rapat umum, saya tidak setuju. Konser apalagi, saya tidak sependapat, maka saya kirim surat langsung ke KPU, bahwa Kemendagri keberatan tentang itu. Kemudian segala sesuatu yang menimbulkan kerumunan, yang berpotensi tidak bisa jaga jarak dibatasi. Tapi ada tidak fairnya, kalau semua kerumunan dibatasi, karena yang diuntungkan adalah petahana. Karena dari 270 daerah sekian itu adalah powernya petahana,” kata Mendagri saat jadi narasumber dalam webinar nasional Seri 2 KSDI bertajuk,”Strategi Menurunkan Covid-19, Menaikan Ekonomi” di Jakarta, Minggu (20/9).

Oleh karena itu agak kurang fair kata Mendagri, jika dibatasi total. Non petahana tentu ingin popularitas dan elektabilitasnya naik. Maka diberikan ruang yang disebut rapat terbatas. Dirinya sebagai Mendagri, telah mengusulkan pertemuan atau rapat terbatas hanya boleh dihadiri maksimal 50 orang. Dan itu mesti jaga jarak, Ia juga mendorong kampanye daring.

Baca Juga:  DPRD Nunukan Dimungkinkan Akan Menjadi 7 Fraksi

” Kemudian kita tahu kampanye dari itu bisa sampai ratusan ribu orang, apalagi live streaming konser pun boleh konser daring yang diinisiasi oleh Ketua MPR misalnya, dan ini sebetulnya menjadi peluang untuk event organizer kampanye. Nah, memang ada hambatan yang tidak memiliki saluran komunikasi yang baik, tapi ada RRI ada TVRI yang bisa tembus dan di beberapa daerah hijau masih bisa dilakukan kampanye terbatas,” kata Mendagri.

Jadi, katanya, Pilkada ini sebetulnya jika setting-nya baik menjadi momentum emas untuk membuat 270 daerah daerah yang menggelar pemilihan bergerak menangani Covid-19. Mereka yang menjadi pasangan calon bergerak semua menangani Covid.

“Masyarakat dibangkitkan, pilihlah pimpinan yang bisa menangani Covid dan dampak sosial ekonomi di daerah masing-masing itu. Kampanye harus dilakukan sehingga masyarakat nanti menggunakan hak pilihnya untuk memilih pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah ini di daerahnya. Otomatis kalau bisa dibangun setting ini para calon kepala daerah ini di pikiran mereka hanya berpikir bagaimana tangani Covid-19 itu,” katanya.

Baca Juga:  Menangkan Golkar dan Prabowo-Gibran di Jawa Timur, Sarmuji Layak Jadi Menteri

Karena itu kata Mendagri, perlu  regulasi untuk mencegah kerumunan sosial dan untuk mendorong serta mewajibkan para calon kepala daerah ini dan tim suksesnya melakukan kampanye masif misalnya membagikan masker, hand sanitizer atau sabun. Atau juga membuat tempat sabun di tempat-tempat publik dengan nama gambar pasangan calon.

“Semakin banyak semakin baik, itu akan membantu sebetulnya langkah-langkah penanganan Covid-19,” ungkapnya. (Puspen Kemendagri)

Related Posts

1 of 3,061