Mancanegara

Sanksi Terbaru Trump Menyasar Orang Lingkaran Dalam Putin

NUSANTARANEWS.CO – Pemerintahan Amerika Serikat (AS) kembali menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia. Langkah itu diumumkan oleh Departemen Keuangan AS pada Jumat (6/4).  Sanksi terbaru Presiden Trump kali ini menyasar orang-orang lingkaran dalam Putin serta 17 pejabat tinggi pemerintahan, termasuk perusahaan senjata Rusia, Rosoboronexport, dan anak perusahaannya, Russian Financial Corporation Bank.

Gedung Putih mengatakan bahwa keluarnya sanksi terbaru tersebut dipicu oleh peretasan siber dalam pemilu 2016, memasok persenjataan ke pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad, dan aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014. Belakangan pemerintah AS mengusir 60 diplomat Rusia sebagai tanggapan atas percobaan pembunuhan terhadap seorang mantan agen ganda Rusia di Inggris.

Para pengamat melihat bahwa hubungan antara AS dan Rusia kemungkinan kini semakin memburuk. Baca: Ketegangan AS-UE Meningkat Menyusul Sanksi Baru Terhadap Rusia

Sementara Departemen Luar Negeri AS mengatakan bahwa sanksi terbaru Anti-Rusia tersebut bukan berarti memutus dialog. Memberikan sanksi baru pada Rusia bukan berarti Washington memutuskan dialog dengan Moskow, kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada Sputnik .

Baca Juga:  Rezim Kiev Terus Mempromosikan Teror Nuklir

“Hal ini tidak berarti AS memutuskan dialog dengan Rusia. Saluran komunikasi tetap terbuka dengan Rusia terkait isu-isu bilateral, pengawasan senjata, perang di Timur Tengah, termasuk di Ukraina. Kami mencari hasil positif dari berbagai isu tersebut,” kata juru bicara itu.

Kedutaan Rusia di Washington mengecam sanksi terbaru AS tersebut dengan menyebut: “AS kembali mengambil langkah keliru dengan menghancurkan kebebasan berusaha dan persaingan dalam proses integrasi perekonomian global,” kata kedutaan.

Lebih lanjut, pernyataan itu menyebutkan bahwa AS tidak akan berhasil memecah belah rakyat Rusia. “Di bawah tekanan dari luar, rakyat Rusia akan selalu bersatu mendukung pemimpinnya. Pemilihan Presiden Rusia baru-baru ini membuktikan dukungan mayoritas rakyat Rusia kepada Vladimir Putin,” tambah kedutaan Rusia.

Sementara Kementerian Luar Negeri Rusia menanggapi langkah itu dengan mengatakan bahwa tindakan AS itu akan membawa dampak terhadap ribuan pekerjaan AS yang bergantung pada perusahaan-perusahaan Rusia yang terkena pembatasan. Kementerian juga berjanji akan memberikan tanggapan keras terhadap sanksi baru AS itu.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Menurut Sputnik, para pengusaha AS bingung dengan pemberlakuan sanksi terbaru tersebut, dan merasa dikhianati. Paul Goncharoff, seorang pengusaha AS yang diwawancarai Sputnik mengatakan bahwa, “Saya belum pernah melihat pandangan negatif AS seperti ini. Hal ini jelas sebagai serangan yang benar-benar tidak adil terhadap Rusia. Bayangkan sebuah tindakan tidak demokratis yang diambil oleh negara yang memperjuangkan kebebasan di dunia.()

Baca juga:
Pengusaha Jerman Mengajukan Banding Ke Parlemen Memprotes Sanksi Anti-Rusia
Di Balik Sanksi AS Terhadap Rusia

Related Posts

1 of 37