Kesehatan

‘Kata’ Dapat Menjadi Indikasi Seberapa Stresnya Kita

NUSANTARANEWS.COWord atau ‘kata’ merupakan suatu wujud dari adanya komunikasi lisan untuk mengungkapkan atau merepresentasikan sesuatu. Namun sebuah kata bisa jadi memiliki kekuatan yang luar bisa dan memiliki pengaruh yang besar bagi manusia.

Kita tentu masih ingat sebuah artikel beberapa hari lalu dimana Bernard Roth menyarankan untuk mengganti dua buah kata dalam hidup kita untuk mencapai kehidupan yang lebih sukses.

Nah, selain kata-kata yang memiliki kekuatan untuk seseorang dapat mencapai kesuksesan, sebuah studi mengklaim beberapa kata yang biasa kita ucapkan juga dapat merepresentasikan seberapa stres-nya diri kita.

Dilansir dari The Independent, para ahli menemukan ada beberapa kata yang bila sering diucapkan, mungkin menunjukkan bahwa seseorang tengah mengalami stres.

Ini merupakan sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh beberapa ahli pidato di Amerika Serikat. Menurut studi ini ketika seseorang stres mereka secara alami akan menggunakan lebih banyak kata keterangan seperti “sebenarnya”, “jadi” dan “sangat”.

Baca Juga:  Pemkab Pamekasan Dirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak: Di Pamekasan Sehatnya Harus Berkualitas

Penelitian menemukan, bahwa mereka yang tengah stres juga akan sedikit berbicara.

Penelitian yang diterbitkan dalam Prosiding Natonal Academy of Sciences ini meneliti pola bicara dari 143 sukarelawan, masing-masing mengenakan perekam suara yang dihidupkan setiap bebetapa menit selama dua hari.

Matthias Mehl, seorang psikolog di Universitas Arizona kemudian mentranskripsikan dan mempelajari rekamannya, mendengarkan setiap kata dan ungkapan yang berulang.

Dia sangat tertarik denngan penggunaan pronomina dan kata sifat sukarelawan.

“Dengan sendirinya mereka (kata-kata) tidak memiliki arti, tapi mereka mengklarifikasi apa yang sedang terjadi,” jelas Mehl.

Selanjutnya, dia dan tim gemonik menganalisis tingkat stres psikologis partisipan dengan melihat ekspresi gen di sel darah putih mereka.

Selain menemukan bahwa peserta yang stres lebih cenderung menggunakan kata keteranga, mereja juga menemukan bahwa mereka cenderung tidak menggunakan kata gangti orang majemuk orang ketiga seperti “dia” dan “mereka”.

Ini mungkin disebabkan karena orang cenderung fokus pada diri mereka sndirisaat mereka merasa tertekan, dari pada memilikirkan hal-hal di sekitar mereka, jelas para ahli.

Baca Juga:  DBD Meningkat, Khofifah Ajak Warga Waspada

Para periset menyimpulkan bahwa pola bicara merupakan indikator tingkat stres yang lebih baik dari pada penilaian terhadap pribadi relawan.

Sementara banyak penelitian telah dilakukan mengenai masalah stres, menghubungkannya dengan pola bicara dan merupakan pendekatan yang relatif baru, jelas David Creswell, psikolog daru Carnegie Mellon University di Pittsburgh, Pennsylvania.

Creswell mengatakan bahwa studi tersebut memiliki “harapan yang luar biasa” karena memberikan pemahaman yang lebih dalam lagi mengenai bagaimana tekanan psikologis dapat mempengaruhi kesehatan kita.

Penulis: Riskiana
Editor: Romandhon

Related Posts

No Content Available