Peristiwa

Kasus Bentrok di Deiyai Papua, Dedi Prasetyo Sebut 3 Polisi Terkena Panah

ipda erwin yudha, polisi terbakar, meninggal dunia, amankan demo, mabes polri, naikkan pangkat, aiptu, ipda, nusantaranews
Kasus Bentrok di Deiyai, Papua, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo Sebut 3 Polisi Terkena Panah. (Foto: Romadhon/NUSANTARANEWS.CO)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Insiden kasus bentrok di Deiyai, Papua pada Rabu (28/8) kemarin menelan korban 1 anggota TNI dan 3 anggota Polri. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo menjelaskan untuk korban 3 anggota Polri disebut terkena luka panah.

“Informasi yang sudah dihimpun dari Polda Papua, saat ini korban ada dari aparat keamanan dari TNI 1 dan 3 Polri yang terkena luka panah,” kata Dedi Prasetyo di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Rabu (28/8).

Atas insiden tersebut lanjut Dedi, pihaknya masih terus melakukan proses evakuasi. Termasuk mengendalikan situasi di sana.

“Saat ini dengan dilakukan proses evakuasi. Aparat keamanan saat ini TNI Polri berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan situasi Kamtibmas,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol Rudolf Rodja dilansir dari CNN Indonesia dengan mengutip Antara menyebut insiden kerusuhan yang terjadi di Deiyai telah menewaskan tiga orang. Korban tewas di antaranya dua warga sipil dan seorang anggota TNI AD.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

“Tiga orang meninggal dalam insiden tersebut yakni dua warga sipil dan anggota TNI AD meninggal,” kata Irjen Pol Rodja, Rabu (28/8).

Dia mengatakan, insiden yang berakhir kerusuhan itu berawal dari demo yang dilakukan sekitar 100 orang yang melakukan orasi di halaman kantor bupati Deiyai.

Namun tiba-tiba datang sekitar 1.000-an orang yang berlari-lari kecil dan sebagian di antara menyerang aparat keamanan.

Massa menyerang mobil yang sebelumnya ditumpangi anggota TNI dan merampas senjata api yang berada di dalam mobil tersebut.

Selain mengambil 10 senpi jenis SS 1 beserta magasin berisi amunisi (bukan 11 senpi, red) mereka membunuh anggota TNI dengan menggunakan parang dan anak panah hingga menewaskan Serda Rikson.

Setelah berhasil mengambil senjata api, kemudian melakukan penembakan ke aparat keamanan yang sedang melakukan pengamanan unjuk rasa hingga terjadi kontak senjata.

Pewarta: Romadhon

Related Posts

1 of 3,049