Puisi Sarah Monica
KASIDAH REVOLUSI
I.
Datanglah wahai kematian
aku telah menanti
di ranjang nisan.
Masuklah tanpa ketuk
tak perlu sungkan
bendera atau senjata
yang kau kenakan.
II.
Di manapun kau berpihak
fanaku sungguh mutlak.
Tak juga takut
cara apapun yang patut
untuk nyawaku yang kau renggut.
Tiang gantung, api membara,
atau tembakan di kepala,
akan kubuka tubuhku
demi memeluk semua itu
tanpa degub ragu.
III.
Kau boleh berjuang
demi segala tujuan,
merebut kemerdekaan
dalam kepal tangan,
tetapi penderitaan
tetap saja milikku
dan Negeri para Teuku.
IV.
Berpuluh-puluh tahun
kami terasing dan diasingkan
kami berperang
sampai lelah membayang,
tidak jua keadilan datang.
Minyak kami tetap menghilang
ke perut Jakarta berkilang-kilang.
Namun kami adalah bangsa
trah darah kaum wibawa,
kami pun terus bergerak
gerilya dalam sesak.
V.
Di arena revolusi
kami lalu bersaksi
atas konflik dan ironi,
tak lagi mampu pahami
drama politik Negeri.
Derita bercermin wajah
dalam seragam yang berbeda.
Maka aku menyambut
kehadiran sang maut
agar dendam lekas cerai
pedih segera usai.
Bogor, 2017
Sarah Monica, lahir di Jakarta pada Agustus 1990 adalah seorang sarjana Antropologi Sosial dari Universitas Indonesia. Beberapa karya esai dan puisinya pernah dipublikasikan di majalah Surah Sastra, katalog-katalog pameran Seni Rupa, dan beberapa media online seperti etnohistori, warningmagz, nu online, jogjareview, santrigusdur, dan syahrazade. Sebagai alumni program MASTERA (Majelis Sastra Asia Tenggara): Puisi 2017, dirinya saat ini bekerja sebagai pengajar di Hellomotion School dan Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah, Jakarta.
__________________________________
Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].
