Berita UtamaHankamTerbaru

Kasdam V/Brawijaya ikuti Kegiatan Vidcon Tentang Penanganan PMK Hewan Ternak

Kasdam V/Brawijaya ikuti kegiatan vidcon tentang penanganan PMK hewan ternak.
Kasdam V/Brawijaya ikuti kegiatan vidcon tentang penanganan PMK hewan ternak.

NUSANTARANEWS.CO, Surabaya – Kasdam V/Brawijaya Brigjen TNI Piek Budyakto mengikut kegiatan video conference yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi RI (Menko Marves) Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan bertempat di Ruang Hayam Wuruk Jalan Raden Wijaya No.1 Surabaya, Senin, (27/6).

Dalam kesempatan tersebut, Kasdam V/Brawijaya mewakili Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto. M.Sc, menerima pengarahan tentang Penanganan penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bagi hewan ternak di seluruh Indonesia. Kegiatan tersebut diikuti Satgas Penanganan PMK, dan Jajaran Forkopimda di seluruh Indonesia.

Pada kesempatan tersebut, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan PMK merupakan penyakit hewan menular akut yang disebabkan oleh virus RNA (Picornaviridae, Apthovirus) dan menyerang hewan ternak sapi, kerbau,  kambing, domba, kuda dan babi.

Di Indonesia sendiri, lanjut Luhut, sejak tahun 1986 telah dinyatakan bebas dari penyakit PMK dan telah diakui oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sebagai negara bebas penyakit PMK pada tahun 1990.

Baca Juga:  KPU Nunukan Menggelar Pleno Terbuka Rekapitulasi Perolehan Suara Calon DPD RI

“Badan Karantina Pertanian per tanggal 6 Mei 2022 mengeluarkan surat edaran berdasarkan informasi Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, terkait adanya wabah PMK yang menyerang sebanyak 1.247 ekor ternak sapi di Jawa Timur. Baik Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto,” terang Luhut,

Jumlah tersebut terkonfirmasi positif setelah dilakukan pengujian oleh Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma). Hingga 27 Juni 2022, kasus terkonfirmasi positif mencapai 270.000 ekor ternak Sapi.

“Virus PMK ini menular sangat cepat. Dan masa inkubasi PMK kisaran 14 hari dengan  tanda klinis demam tinggi, keluar lendir dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan pada rongga dan mulut,” tambah Luhut.

Virus PMK ini juga berdampak pada kerugian ekonomi yang sangat tinggi. Mulai dari keberadaan sapi yang menjadi kurus, hingga produksi susu turun drastis. Berdasarkan kejadian tersebut, Menko Marves memberikan beberapa arahan yang harus dilakukan Satgas maupun stake holder terkait terutama dalam penanganan PMK.

Pertama, segera dilakukannya Serosurveillance, memastikan sampling dilakukan dengan representative. Kedua, menyiapkan desain testing yang akan dilakukan. Menerapkan Containment (Movement Restriction) untuk hewan ternak di tingkat kabupaten/kota, melakukan pemotongan hewan terjangkit, dan melakukan vaksinasi bagi hewan ternak yang belum terjangkit PMK. (Kapendam V/Brawijaya)

Related Posts