Berita UtamaTerbaru

Karena Trump, Negara G7 Mendadak Adakan Pertemuan

Pertemuan negara-negara G7. (Foto: AP)

NUSANTARANEWS.CO, Bologna – Di penghujung Mei 2017 lalu, negara-negara yang tergabung dalam G7 mengadakan pertemuan di Italia terkait dengan isu rudal nuklir Korea Utara.

Dua minggu kemudian, perwakilan dari negara G7 kembali mengadakan pertemuan di Italia. Minggu (11/6/2017), kepala lingkungan G7 dilaporkan mengadakan pertemuan di Italia untuk membahas terkait sikap Presiden Donald Trump yang menarik diri dari perjanjian iklim Paris 2015.

Salah satu alasan Trump menarik diri dari perjanjian tersebut ialah untuk melindungi Badan Perlindungan Lingkungan AS karena kebutuhan industri minyak masih besar di Amerika sendiri. Bahkan AS juga merupakan negara yang paling besar menggunakan minyak.

Negara G7 terdiri dari Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Britania Raya, dan Amerika Serikat (AS). Scott Pruitt akan mewakili AS untuk pertemuan dua hari di Italia itu.

Isu perubahan iklim ini tampak menjadi seru. Pasalnya, Jerman dan Perancis diketahui dua negara yang rajin menggalakkan kampanye lingkungan bersih. Begitu pula Italia. Bahkan aktivis lingkungan di Italia berencana akan menggelar demonstrasi besar menentang keputusan Trump. Aksi ini menurut rencana akan digelar di Bologna, sebuah kota universitas kuno dan benteng aktivisme progresif.

Baca Juga:  Pemkab Nunukan Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila

Di samping itu, negara bagian Amerika Serikat, California justru tidak sejalan dengan Trump. California-Jerman baru saja menjalin kerjasama untuk mendukung kampanye melawan perubahan iklim. Kedua negara sepakat menjaga kesepakatan di Paris tetap berjalan.

“Dunia sudah berubah menjadi bebas karbon dan saya pikir tidak akan ada perubahan pada tren yang luas ini. Sejauh ini hanya ada pengumuman bahwa AS menarik diri, namun belum terwujud. Jadi, kita akan terus berusaha membujuk mereka,” kata Menteri Lingkungan Jepang Koichi Yamamoto.

G7 dibuat Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang dan Amerika Serikat, tujuh negara ekonomi terbesar saat grup tersebut dibentuk. Diskusi di Bologna juga akan dihadiri oleh Chile, Maladewa, Ethiopia dan Rwanda, empat negara berkembang dengan minat khusus dalam memerangi perubahan iklim. (ed/afp)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 5